REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) melanjutkan langkah kemanusiaannya di Gaza, Palestina.
Lembaga ini seakan tak mengambil jeda dari aksi sebelumnya, yaitu membangun fisik Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, Palestina. Kini, proses pembangunan telah usai.
Selanjutnya, perlu alat-alat kesehatan untuk mengisi ruang-ruang perawatan di rumah sakit tersebut. “Alat-alat kesehatan belum ada sama sekali,” kata Presidium MER-C Joserizal Jurnalis, Kamis (20/3).
Ia mengajak berbagai pihak untuk menghimpun dana. Dana tersebut nantinya untuk membeli alat-alat kesehatan di RSI di Gaza.
Sayangnya, kata dia, belum ada respons dari lembaga tersebut. Ia tak menyebut lembaga mana saja. “Jadi, kami bergerak sendiri untuk mengumpulkan dana dari masyarakat,” kata Joserizal.
Di sisi lain, MER-C mengajak sejumlah kelompok musik nasyid dan rock. Di antaranya, Naif, Slank, dan kelompok musik lainnya.
Mereka juga telah memublikasikan kerja sama dengan MER-C. Namun, kesepakatan itu baru tahap pendahuluan.
Belum ada langkah lebih lanjut terkait rencana pentas musik untuk mengumpulkan dana untuk RSI di Gaza. Pada laman resmi MER-C, Kepala Divisi Penggalangan Dana MER-C Luly Larisa mengatakan, pengadaan alat kesehatan untuk RSI di Gaza butuh dana Rp 60 miliar.
Jumlah ini dua kali lipat dari biaya pembangunan gedung rumah sakit. Ia mengatakan, MER-C bekerja sama dengan Slank melalui program Gerakan Rp 50 Ribu per Orang. Kelompok musik Naif pun ikut serta membantu.
Pada Sabtu (15/3) malam, Naif menyempatkan diri untuk pengambilan video penggalangan dana. Mereka menyatakan tak ada alasan untuk menolak terlibat dalam upaya pengadaan alat-alat kesehatan RSI di Gaza.
Ini merupakan misi kemanusiaan. “Menyelematkan satu manusia berarti menyelamatkan seluruh manusia,” kata Emil, pemain bas Naif menjelaskan.
Pembangunan fisik RSI di Gaza dimulai 14 Mei 2011 di atas tanah seluas 16.261 meter persegi. Tanah tersebut berasal dari wakaf Pemerintah Palestina di Gaza. Diserahkan Menteri Kesehatan Palestina Baseem Naem kepada Joserizal pada 23 Januari 2009.
Lokasi rumah sakit berada sekitar 2,5 km dari perbatasan Israel. Tak heran jika Israel sering memantaunya dengan menggunakan pesawat tanpa awak atau drone. Meski selalu dipantau, proses pembangunan selama ini tak bermasalah.
Dana pembangunan RSI di Gaza berasal dari sumbangan masyarakat Indonesia. Karena itu, MER-C menyebut rumah sakit ini sebagai jembatan silaturahim jangka panjang antara rakyat Indonesia dan Palestina.