Sabtu 22 Mar 2014 19:25 WIB

Kampanye Desak Pemerintah Australia Cetak Uang Ramah Tunanetra

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Sebuah kampanye yang meminta pemerintah Australia membuat uang yang lebih ramah terhadap kaum tunanetra mendapat dukungan lebih dari 54 ribu tanda tangan.

Yang memimpin kampanye lewat internet ini adalah Ally Lancaster, seorang perempuan asal Sydney. Ia mendapat gagasan tentang ini dari Connor, anaknya, yang tidak bisa melihat. 

"Uang kertas yang saat ini beredar di Australia sifatnya diskriminatif," komentar Lancaster. "Kita bahkan sudah menghubungi tim hukum untuk bertindak lebih lanjut, bila diperlukan."

Saat ini Bank Sentral Australia, The Reserve Bank (RBA), tengah merancang kembali uang kertas Australia. Terakhir kali ini dilakukan adalah pada tahun 1980an.

Dalam prosesnya, RBA ini berkonsultasi dengan kelompok-kelompok pemegang kepentingan.

Steve Ciobo, Sekertaris Parlemen untuk Menteri Ekonomi, menjelaskan elemen-elemen dalam cetakan uang baru yang memungkinkan kaum tunanetra mengetahui nilai uang yang mereka pegang melalui sentuhan, memang sudah dipertimbangkan.

Namun, ada masalah tersendiri terkait ini. "Kami tak mau memberi harapan kosong," ujar Ciobo, baru-baru ini.

"Beberapa pengalaman di dunia internasional, contohnya, menunjukkan bahwa seiring penggunaan, tanda-tanda ramah tunanetra di uang kertas itu memudar, dan orang menjadi sulit merasakannya lewat rabaan," katanya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement