Ahad 23 Mar 2014 08:25 WIB

Palestina: Pintu Pembicaraan Damai Masih Terbuka

Menlu AS, John Kerry, (kiri) menjadi tuan rumah jamuan buka puasa dengan delegasi Palestina dan Israel di Kantor Departemen Luar Negeri AS sebelum mengawali perundingan damai
Foto: AP
Menlu AS, John Kerry, (kiri) menjadi tuan rumah jamuan buka puasa dengan delegasi Palestina dan Israel di Kantor Departemen Luar Negeri AS sebelum mengawali perundingan damai

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Meskipun kerusuhan berkecamuk di Tepi Barat, faksi Fatah --pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas-- Sabtu (22/3), memutuskan untuk memberi pembicaraan perdamaian yang ditaja AS dengan Israel kesempatan sampai ultimatumnya berakhir pada April.

Satu pernyataan resmi yang dikeluarkan setelah pertemuan Komite Sentral Fatah yang diselenggarakan di Ramallah, Tepi Barat Sungai Yordan, dan dipimpin oleh Abbas mengatakan Fatah tidak ingin menutup pintu atau jendela bagi upaya untuk menyelamatkan proses perdamaian sampai rakyat Palestina secara damai memperoleh hak sah mereka.

Pernyataan tersebut, yang disiarkan oleh kantor berita yang dikelola pemerintah Palestina, Wafa, bertolak-belakang dengan desakan semua faksi dan kekuatan politik Palestina agar Abbas mundur dari pembicaraan perdamaian dan menghentikan semua jenis kerja sama keamanan dengan Israel.

Seruan mereka disampaikan setelah militer Israel sebelumnya menyerbu satu kamp pengungsi di bagian utara Tepi Barat, Jenin, dan menewaskan tiga gerilyawan.

"Pemimpin Palestina terikat komitmen untuk mempertahankan pembicaraan dengan Israel sampai ultimatum sembilan-bulannya berakhir pada akhir April," kata pernyataan itu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Ahad pagi.

Ditambahkannya, "Kami akan melancarkan setiap upaya yang mungkin agar upaya AS berhasil guna menyelamatkan proses perdamaian."

Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada Juli lalu kembali membawa Israel dan Palestina ke meja perundingan. Ia memberi kedua pihak waktu sembilan-bulan untuk menandatangani kesepakatan perdamaian kerangka kerja yang melicinkan jalan bagi penyelesaian damai permanen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement