Ahad 23 Mar 2014 22:41 WIB

Huawei Jadi Target NSA

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mansyur Faqih
Huawei Technologies
Foto: REUTERS
Huawei Technologies

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Perusahaan telekomunikasi Cina Huawei menjadi target pengintaian agen inteligen Amerika Serikat NSA. Perusahaan tersebut dinilai menjadi ancaman keamanan nasional Amerika Serikat. 

NSA mulai menargetkan perusahaan Huawei pada awal 2009. Kemudian dengan cepat berhasil mendapatkan akses daftar klien perusahaan dan arsip imel. 

Dilansir dari The Guardian, laporan tersebut lagi-lagi dibocorkan oleh mantan agen NSA Edward Snowden dan diungkapkan oleh New York Times dan Der Spiegel. Tindakan NSA ini tentu saja akan membuat kalangan pemerintah AS kembali menanggung malu. 

Dalam laporan yang dirilis Sabtu, juga mengutip dokumen pada 2010. "Kebanyakan dari target komunikasi kami dilakukan melalui produk dari Huawei. Kami ingin memastikan bahwa kami tahu bagaimana memanfaatkan produk ini," tulis laporan tersebut.

Sementara itu, berdasarkan laporan komite intelijen DPR AS pada 2012, perusahaan AS harus menghindari melakukan kerja sama dan bisnis dengan Huawei serta perusahaan telekomunikasi Cina lainnya yakni ZTE. Huawei pun dilarang mengembangkan bisnisnya di AS.

Ketua Komite Intelijen Mike Rogers pun menanggapi rilis yang disampaikan oleh DPR AS. "Cari vendor yang lain (dari pada Huawei) jika anda peduli terhadap kekayaan intelektual, jika anda peduli terhadap privasi konsumen dan jika anda peduli terhadap keamanan nasional Amerika Serikat," katanya. 

Wakil presiden urusan eksternal Huawei, William Plummer menyatakan bersedia untuk bekerja sama secara terbuka dan transparan dengan pemerintahan, pemangku kepentingan industri dan dengan para pelanggan. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengatasi tantangan keamanan jaringan global dan integritas data. 

"Informasi dari artikel yang disampaikan oleh Der Spiegel dan New York Times kembali menegaskan bahwa semua perusahaan harus waspada setiap saat," katanya. "Ironisnya adalah sebenarnya yang mereka lakukan terhadap kami merupakan apa yang selalu mereka tuduhkan bahwa warga Cina melakukannya dengan kami," kata Plummer. 

Dilansir dari AP, berdasarkan laporan tersebut operasi ini dilakukan bersama dengan CIA, FBI, dan pejabat Gedung Putih. Tujuannya yakni untuk mengungkapkan fakta bahwa peralatan Huawei digunakan untuk mengirimkan suara dan data dari seluruh dunia. 

Namun, NSA juga mengkhawatirkan kemungkinan pemerintah Cina yang menggunakan peralatan Huawei dalam jaringan asing untuk tujuan pengintaian. 

Mantan Direktur Umum CIA Michael Hayden juga mempercayai bahwa perusahaan tersebut menyediakan informasi kepada pemerintah Cina. Namun, pernyataan tersebut dibantah oleh Huawei pada Juli 2013. Pada Oktober 2013 pun wakil kepala perusahaan, Ken Hu, membantah telah diminta untuk memata-matai para pelanggan. 

Berdasarkan laporan The NYT dan Spiegel, dalam operasi yang diberi nama Shotgiant itu NSA mendapatkan akses ke server perusahaan di Shenzhen dan mendapatkan informasi serta mengawasi komunikasi para pejabat tingginya. Salah satu diantara para petinggi tersebut yakni presiden Huawei Ren Zhengfei.

Menanggapi pemberitaan tersebut, pemerintah AS pun berulang kali menyatakan langkah itu dilakukan untuk alasan keamanan nasional. "Kami tidak memberikan data intelijen yang kami kumpulkan kepada perusahaan-perusahaan AS untuk meningkatkan daya saing internasional mereka," kata Juru Bicara NSA Caitlin Hayden. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement