REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Komite Intelijen AS menilai mantan agen NSA Edward Snowden telah dibantu oleh Rusia dalam menjalankan aksinya. Pernyataan ini disampaikan setelah Snowden kembali membocorkan dokumen pengintaian NSA pada perusahaan telekomunikasi raksasa Cina, Huawei.
"Pertama-tama, saya melihat semua bukti dan intelijen, mulai dari aktivitas yang mengarah pada hal ini hingga aktivitas yang mencurigakan selama peristiwa itu terhadi. Ketika anda berbicara dengan orang-orang dalam penyelidikan, hal itu tidak dapat dikesampingkan," katanya seperti dilansir dari The Guardian.
Lanjutnya, ia pun mengatakan bahwa tak satupun pejabat konterterorisme di AS tak percaya bahwa Snowden tidak dipengaruhi jasa intelijen Rusia. "Kami mempercayainya, saya tentu saja menyakini hal itu," tambahnya.
"Bagi para penyelidik, mereka perlu mencari tahu kapan pengaruh itu mulai dilakukan. Apakah ia tertarik untuk bekerja sama sebelumnya?" kata Rogers.
Sebelumnya, perusahaan telekomunikasi Cina Huawei menjadi target pengintaian agen inteligen Amerika Serikat NSA. Pasalnya, perusahaan tersebut dinilai menjadi ancaman bagi keamanan nasional Amerika Serikat.
Laporan tersebut dibocorkan oleh mantan agen NSA Edward Snowden dan diungkapkan oleh New York Times dan Der Spiegel. NSA sendiri mulai menargetkan perusahaan Huawei pada awal 2009 dan dengan cepat berhasil mendapatkan akses daftar klien perusahaan dan arsip email.
Berdasarkan laporan komite intelijen DPR AS pada 2012, perusahaan-perusahaan AS harus menghindari kerjasama dan bisnis dengan Huawei serta perusahaan telekomunikasi Cina lainnya yakni ZTE. Huawei pun dilarang mengembangkan bisnisnya di AS.
Rogers pun menanggapi rilis yang disampaikan oleh DPR AS. "Carilah vendor yang lain (dari pada Huawei) jika anda peduli terhadap kekayaan intelektual, jika anda peduli terhadap privasi konsumen dan jika anda peduli terhadap keamanan nasional Amerika Serikat," katanya.