REPUBLIKA.CO.ID, FEODOSIA -- Komandan militer tertinggi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengatakan, Ahad (23/3), Rusia telah membangun kekuatan yang 'sangat cukup besar' di daerah perbatasannya dengan Ukraina. Moskow juga disebut-sebut kemungkinan mengincar satu wilayah lainnya yang merupakan bekas republik Soviet, Moldova, setelah ia mencaplok Crimea.
"Rusia bertindak lebih seperti seorang musuh dibandingkan mitra," kata Komandan Persekutuan Tertinggi NATO untuk Eropa, Marsekal AS Philip Breedlove. Ia juga mengatakan persekutuan 28 negara itu harus memikirkan kembali posisi dan kesiapan pasukannya di Eropa bagian timur.
Pasukan Rusia, yang menggunakan kendaraan lapis baja, senjata otomatis serta granat kilat, pada Sabtu (22/3) menduduki beberapa fasilitas terakhir di Crimea yang sebelumnya masih berada di bawah kendali Ukraina. Sehari sebelumnya, Crimea, semenanjung di Laut Hitam, itu secara resmi dicaplok oleh Presidn Rusia Vladimir Putin.
Breedlove merupakan salah satu dari beberapa pejabat dan politisi Barat yang memperingatkan bahwa Rusia mungkin tidak berhenti pada krisis Crimea. Krisis itu telah membawa hubungan Timur-Barat kembali ke era Perang Dingin sejak para pengunjuk rasa pro-Barat di Ukraina menggulingkan Presiden yang merupakan sekutu Moskow, Viktor Yanukovych, bulan lalu.
"Pasukan (Rusia), yang berada di perbatasan Ukraina dan sekarang menuju timur, berada dengan kekuatan yang sangat-sangat cukup dan dalam keadaan sangat-sangat siap," kata komandan NATO itu dalam sebuah acara yang diadakan oleh lembaga kajian German Marshall Fund.