REPUBLIKA.CO.ID, SIMFEROPOL -- Meski basis pangkalan laut dan wilayah pelabuhan Feodosia, Crimea telah dicaplok pasukan Rusia, para marinir Ukraina di sana belum dikatakan menyerah, Senin (24/3). Mereka melakukan negosiasi dengan pasukan Rusia untuk tidak menguasai seluruh isi pangkalan.
Di Feodosia, para marinir Ukraina terlihat memuat tiga truk dengan senjata mesin berkaliber tinggi dan peti-peti kayu. Mereka mempertahankan persenjataan dan amunisi Ukraina. Pasukan dari batalion Ukraina, diperkirakan berjumlah 750 orang menolak berkomentar tentang isi perjanjian negosiasi dengan pasukan Rusia.
Namun mereka mengatakan mereka tidak akan mau mundur dan pergi tanpa senjata dan perlengkapan mereka. ''Masalah ini sedang dinegosiasikan di tingkat atas. Para personil tidak memiliki alasan untuk meninggalkan kendaraan, peralatan dan persenjataan. Kami adalah tentara dan kami bertanggung jawab untuk itu,'' kata Kapten Oleksandr Lantuh yang berada di pangkalan kepada Reuters.
Ia mengatakan minggu-minggu selanjutnya batalion akan dipindah ke daratan. Menteri Pertahanan Ukraina Ihor Tenyukh mengatakan pada Ahad bahwa pasukan di Crimea siap untuk pindah ke daratan tapi tidak ada keputusan resmi yang telah dibuat.
Para marinir Feodosia ini memutuskan untuk keluar dari basis pangkalan di bawah bendera mereka sendiri.