Senin 24 Mar 2014 16:38 WIB

Wow, Cina Turunkan Kapal Pemecah Es Dalam Pencarian MH370

    Australian Maritime Safety Authority (AMSA) menunjukkan perkiraan posisi objek mengapung yang diduga bagian dari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang di selatan Samudra India.
Foto: AP Photo/Australian Maritime Safety Authority
Australian Maritime Safety Authority (AMSA) menunjukkan perkiraan posisi objek mengapung yang diduga bagian dari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang di selatan Samudra India.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING-- Kapal pemecah es Tiongkok Xuelong diharapkan tiba Selasa di daerah di Samudera Hindia selatan di mana mungkin puing-puing pesawat jet MH370 Malaysia yang hilang telah terlihat di gambar satelit.

Kapal penelitian yang lama bertugas di Antartika itu Senin masih berada di sekitar 650 mil (1.046 km) dari daerah pencarian, dan akan memerlukan 40 jam kapal pemecah es itu untuk sampai ke sana. Xu Ting , wakil direktur operasi pencarian Xuelong, mengatakan semua anggota awak telah melakukan yang terbaik untuk kemungkinan mencari jejak pesawat yang hilang itu.

"Meskipun kita masih berada ratusan mil jauhnya dari perairan yang ditargetkan, namun kita siap tempur huntuk misi pencarian habis-habisan," tambahnya.

Xuelong membawa helikopter, atau "Snow Dragon," meninggalkan pelabuhan Fremantle Australia ke Samudera Hindia selatan pada Jumat setelah menerima perintah untuk bergabung dengan pencarian pesawat naas yang belum diketahui keberadaannya itu.

Australia Kamis mengatakan mereka telah melihat dua benda di Samudera Hindia selatan mungkin terkait pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370. Setelah itu, satelit China dan Prancis juga melihat benda mencurigakan mungkin berkaitan dengan jet yang hilang di perairan terdekat, namun operasi pencarian terus-menerus sejauh ini gagal menemukan apapun.

Penerbangan MH370, yang membawa 239 orang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing, secara misterius menghilang dari radar pada awal 8 Maret. Di antara para penumpang, 154 orang adalah warga Tiongkok, dan tujuh warga negara Indonesia.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement