Senin 24 Mar 2014 16:43 WIB

Hubungan Turki-Suriah ke Depan Akan Sensitif

Rep: Gita Amanda/ Red: Julkifli Marbun
Bashar al Assad
Foto: guardian.co.uk
Bashar al Assad

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pesawat militer Suriah ditembak jatuh militer Turki pada Ahad (23/3), setelah dianggap memasuki wilayah Turki. Sumber militer Suriah menyatakan, pesawat tengah melakukan pengejaran pada pemberontak bersenjata di perbatasan Suriah-Turki.

Kantor berita resmi SANA mengutip pilot pesawat mengatakan, pesawat ditembak jatuh padahal masih berada 7 km di dalam wilayah udara Suriah. Pesawat jatuh di dekat perbatasan, sementara pilot pesawat berhasil dikeluarkan dari pesawat dengan selamat.

Sebelumnya Turki memiliki hubungan baik dengan Suriah. Namun sejak pemberontakan pecah di Suriah, Turki muncul sebagai salah satu kritikus terkuat Presiden Suriah Bashar al-Assad. Permusuhan telah berkobar di sepanjang perbatasan dalam beberapa waktu terakhir.

Dalam sebuah pernyataan militernya, Turki mengatakan pesawat MiG-23 milik Suriah telah memasuki wilayah udara Turki. Pesawat memasuki zona perbatasan Hatay, dan telah mengabaikan empat kali peringatan untuk kembali.

Salah satu dari dua pesawat mengindahkan peringatan dan berbalik arah. Sementara pesawat lain, tetap terbang sekitar 1,5 km di wilayah udara Turki. Pesawat patroli F-16 Turki, kemudian menembakkan rudal ke pesawat.

Pesawat jatuh dari ketinggian 1.200 meter, di dalam wilayah Kassab perbatasan dengan Suriah.

Sumber militer Suriah mengatakan, peristiwa penembakan pesawat oleh Turki merupakan bukti agresi mencolok Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan. Erdogan dianggap mendukung kelompok-kelompok teroris.

Pesawat menurut sumber tengah mengejar kelompok teroris di wilayah Kassab, Suriah.

Sementara itu, Erdogan dan Presiden Turki Abdullah Gul justru memuji militer Turki.

Kementerian Luar Negeri Turki juga memperingatkan Damaskus, untuk tak 'menguji' angkatan bersenjata Turki."Jika anda melanggar perbatasan kami, 'tamparan' kami akan lebih keras," katanya.

Ini merupakan insiden paling serius sejak pesawat-pesawat tempur Turki, September lalu, menembak jatuh helikopter Suriah.

Kala itu Ankara menyatakan, helikopter Suriah berada dua kilometer di dalam wilayah udara Turki.Pemberontak Suriah melancarkan serangan di wilayah Kassab dekat perbatasan Turki pada Jumat (21/3).

Pertempuran sengit kerap terjadi di wilayah perbatasan Turki dan Suriah. Damaskus tampaknya menyalahkan Turki atas serangan pemberontak di dekat perbatasan.

Pemberontak selama ini sering melintasi perbatasan di daerah tersebut, untuk mendapat perawatan medis dan keperluan lainnya.

Suriah dan Turki telah berselisih selama perang sipil di Suriah. Pertempuran di perbatasan dan penyebaran rudal memperburuk ketegangan kedua negara.

Editor diplomatik Aljazirah James Bays mengatakan, penembakan tersebut merupakan insiden penting. Menurutnya para menteri liga Arab telah menyadari hal ini dan tengah menyusun laporan.

Turki sebelumnya juga pernah menembak jatuh pesawat Suriah, beruntung konflik tak meluas.

"Beberapa hari ke depan akan menjadi periode sensitif. Kita akan lihat bagaimana pemerintah Suriah bereaksi," ujarnya.

Pertempuran sengit antara kelompok pemberontak dan pasukan bersenjata Suriah telah melumpuhkan perbatasan selatan Turki-Suriah. Turki memutuskan hubungan dengan Suriah pada 2011.

Sejak saat itu, Turki resmi memberi dukungan pada kelompok oposisi Suriah. Turki selama ini disebut-sebut menahan diri mengambil tindakan militer sepihak, terhadap pasukan Suriah.

Bahkan setelah Suriah menembak jatuh salah satu pesawat militer Turki, yang tengah berpatroli di sepanjang perbatasan pada Juni 2012.

Peristiwa tersebut membawa Parlemen Turki merevisi aturan militernya. Terakhir September silam, Turki menembak jatuh helikopter Suriah. Helikopter dianggap melanggar wilayah udara Turki.

Di Suriah, sepupu Presiden Bashar al-Assad tewas dalam pertempuran dekat utara perbatasan Suriah. Hilal al-Assad diketahui memimpin Angkatan Pertahanan Nasional Suriah, dan tengah berjuang melawan milisi bersama Angkatan Darat Suriah.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement