Senin 24 Mar 2014 23:43 WIB

Globalisasi Lebih Untungkan Negara Maju

Warga Negara Bagian di Jerman
Foto: Youtube
Warga Negara Bagian di Jerman

REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN -- Negara-negara maju lebih diuntungkan dari globalisasi dibandingkan negara-negara berkembang, dan kerja sama pembangunan lebih proaktif diperlukan untuk menutup kesenjangan kemakmuran, kata sebuah lembaga riset Jerman pada Senin (24/3).

Sebuah studi baru-baru ini terhadap 42 negara yang ditugaskan oleh Bertelsmann Foundation menemukan bahwa semua negara yang diteliti mendapat manfaat dari globalisasi, karena mereka semua mengalami peningkatan pertumbuhan akibat proses saling ketergantungan.

Namun demikian, pertumbuhan mereka meningkat pada kecepatan yang berbeda, kata lembaga yang berbasis Guetersloh itu dalam sebuah pernyataannya.

Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita di 20 negara industri utama rata-rata meningkat sekitar 1.000 euro (sekitar 1.377 dolar AS) per tahun akibat globalisasi. Sebaliknya, kenaikan itu kurang dari 100 euro di negara-negara berkembang seperti Meksiko, Tiongkok dan India.

Jerman adalah salah satu pemenang terbesar globalisasi, studi ini menemukan, berperingkat tepat di belakang Finlandia, Denmark dan Jepang.

Antara 1990 hingga 2011, PDB riil Jerman tumbuh rata-rata sebesar 100 miliar euro per tahun akibat globalisasi, memberikan kontribusi sekitar 20 persen dari pertumbuhan ekonomi di ekonomi terbesar Eropa itu. PDB per kapita naik dengan rata-rata 1.240 euro.

"Hal ini membuat jelas bahwa globalisasi cenderung memperlebar kesenjangan antara kaya dan miskin ... negara-negara dunia pertama adalah yang paling diuntungkan dari globalisasi," kata Aart De Geus, ketua dan CEO Bertelsmann Foundation. "Kerja sama pembangunan lebih proaktif diperlukan," katanya.

Para ahli dari lembaga riset itu mengatakan bahwa negara-negara maju harus menawarkan bantuan lebih lanjut kepada rekan-rekan mereka negara berkembang dalam rangka untuk menutup kesenjangan kemakmuran.

Negara-negara industri harus membuka pasar mereka bagi produk dari negara-negara kurang berkembang, kata mereka, selain mengurangi subsidi untuk produk-produk pertanian di dalam negeri, mendanai program-program pendidikan, serta perluasan infrastruktur, fasilitas produksi dan teknologi yang relevan di negara berkembang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement