Selasa 25 Mar 2014 10:05 WIB

Ikah, TKW Asal Cianjur di Gaza Ingin Mudik

ikah, tkw asal cianjur jawa barat 14 tahun bekerja di gaza palestina ingin pulang ke tanah air
Foto: dok.pppa
ikah, tkw asal cianjur jawa barat 14 tahun bekerja di gaza palestina ingin pulang ke tanah air

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ‘’Alhamdulillah, abdi reseup pisan ketemu orang Indonesia, (alhamdulillah, saya senang sekali bertemu orang Indonesia),’’ ungkap Ikah Subaikah (46) semringah kepada Relawan Daarul Qur’an Gaza, Abdillah Onim, yang menemuinya di Nusairot, Gaza Tengah, Sabtu (22/3).

Wanita bernama lengkap Ikah Subaikah binti Jamal Jayadi itu berasal dari Desa Cimuncang,  Sukaraja, Sukabumi, Jawa Barat.

Ikah menuturkan, setelah suaminya wafat limabelas tahun silam, ia memutuskan menerima tawaran bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW). 

‘’Maklum, saya harus menghidupi empat anak, jadi biar jauh juga saya lakoni,’’ kata Ikah Ubaikah seperti diungkapkan Abdillah Onim kepada Republika, Selasa (25/3).

Tahun 2000, terang Abdillah Onim, Ikah diberangkatkan ke Gaza lewat Jordania, lalu menyambung ke Bandara Internasional Gaza di Rafah Selatan. Saat ini bandara tersebut sudah tidak berfungsi karena dibom Israel.

Ketika itu, Gaza belum diblokade Israel seperti sekarang. ''Sehingga, Ikah relatif gampang memasuki Palestina yang masih di bawah  pimpinan Presiden Yasser Arafat (almarhum) alias Abu Ammar,'' papar Abdillah Onim.

Dengan Bahasa Indonesia campur Bahasa Sunda yang masih medok, Ikah menuturkan saat ia baru tiba di Gaza, rakyat Palestina masih bersatu. Mereka bahu-membahu melawan pendudukan Israel melalui Intifadah.

Di Gaza, Ikah bekerja pada keluarga Hajjah Ummu Muhammad, perempuan Gaza yang ditemuinya saat transit di Jordania.

Majikan Ikah sangat baik, sehingga TKW asal Indonesia ini betah bersamanya selama 14 tahun hingga kini. ‘’Semua anggota keluarga Ummu Muhammad sangat baik,’’ kata Onim menirukan penuturan Ikah. 

Ummu Muhammad pun senang dengan prilaku Ikah. ‘’Saat kami bertemu Ikah di Jordania, saya dan suami sepakat mengajak Ikah ke Gaza untuk bekerja di rumah kami sebagai pembantu rumah tangga.''

Ummu Muhammad dengan senang mengatakan, ''Alhamdulillah Ikah orangnya baik, jujur, dan menjaga amanah. Perhiasan, uang, dan harta kami tetap utuh walau kami letakkan begitu saja di rumah,’’ tutur Ummu Muhammad.

Ia menambahkan, Ikah juga agamanya bagus, selalu membaca Alquran,  shalat lima waktu tak pernah putus. ‘’Bahkan saat ini Ikah sudah banyak menghafal ayat Alquran.’’

Kini, sambung Abdillah Onim, Ikah sudah dianggap seperti anak sendiri oleh Keluarga Ummu Muhammad. Ikah misalnya, tidak lagi boleh membuang sampah ke luar rumah.

‘’Jika saya dan suami bepergian keluar negeri seperti ke Jordan dan Mesir, Ikah sendirian menjaga rumah. Pulangnya, kami selalu membawakan hadiah buat Ikah seperti kalung emas dan perhiasan lainnya,’’ ungkap Ummu Muhammad.

Abdillah Onim menemui Ikah berdasarkan informasi dari kawan-kawannya di Indonesia perihal adanya TKW di Gaza. Mengajak istrinya, Rajaa Al Hirthani, dan putrinya Marwiyah Filind (2), Abdillah Onim akhirnya bertemu Ikah di rumah Ummu Muhammad.

Di akhir perbincangan, Ikah mengungkapkan kerinduannya bertemu keluarga dan kampung halaman yang sudah 14 tahun tak pernah ditemuinya.

‘’Selama 14 tahun saya hanya bisa mengirim kabar dan uang untuk keluarga di Cianjur. Saya kangen sekali, tapi tidak bisa pulang kampung karena paspor saya sudah habis masa berlakunya,’’ tutur Ikah polos sambil berurai airmata.

Menurut Abdillah Onim, Ikah sangat berharap, KBRI di Mesir atau KBRI Jordan dapat membantunya memperpanjang paspor, sehingga bisa cuti pulang kampung menjenguk anak-anaknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement