Selasa 25 Mar 2014 13:14 WIB

Malaysia Airlines Bantu 5.000 Dolar AS per Keluarga Penumpang

Keluarga salah satu penumpang pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370, Surti Dahlia, menunjukkan surat izin mengemudi (SIM) internasional keluarganya yang turut menjadi korban.
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Keluarga salah satu penumpang pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370, Surti Dahlia, menunjukkan surat izin mengemudi (SIM) internasional keluarganya yang turut menjadi korban.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Maskapai penerbangan Malaysia Airlines (MAS) memberikan bantuan finansial awal sebanyak lima ribu dolar AS ke setiap keluarga penumpang pesawat MH370, dan menawarkan bantuan tambahan sementara operasi pencarian masih berlanjut.

"Malaysia Airlines sudah memberikan bantuan finansial awal sebanyak lima ribu dolar AS kepada keluarga penumpang. Kami menyadari bahwa bantuan keuangan bukanlah satu-satunya pertimbangan," kata CEO MAS Ahmad Jauhari Yahya dalam jumpa pers di lapangan terbang antarbangsa KLIA, Sepang, Selasa (25/3).

Namun operasi pencarian yang berkepanjangan tentunya akan menambah beban keuangan bagi keluarga. "Oleh karenanya kami menawarkan tambahan bantuan sementara operasi pencarian berlanjut," katanya.

Selain bantuan keuangan, MAS juga menyediakan tenaga untuk mendampingi sekitar 900 anggota keluarga baik di Malaysia maupun di Beijing. Perwakilan keluarga akan dibawa ke Australia segera setelah MAS menerima konfirmasi dari tim penyelidik, namun Australia baru akan mengeluarkan visa setelah ada bukti bahwa pesawat benar-benar jatuh di lokasi yang disebutkan.

MAS berupaya agar keluarga para penumpang menerima informasi langsung dari MAS, dan bukan dari media, bahwa pesawat naas tersebut disahkan terhempas di Samudra Hindia dengan mengirimkan SMS serta menelepon langsung keluarga. "Kami melakukannya secara personal dengan menghubungi keluarga melalui telepon serta SMS untuk memastikan bahwa sekitar 1.000 anggota keluarga mendengar berita tersebut dari kami, bukan dari media," kata Ahmad Jauhari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement