Selasa 25 Mar 2014 13:37 WIB

Rusia Kenakan Sanksi Terhadap 13 Pejabat Kanada

Vladimir Putin
Foto: AP/Alexander Zemlianichenko
Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Luar Negeri Rusia telah memberlakukan sanksi terhadap 13 pejabat dan politisi Kanada. Juru bicara resmi Kementerian Luar Negeri Rusia Alexander Lukashevich mengatakan, sanksi-sanksi terhadap pejabat Kanada itu merupakan tindakan balasan dalam menanggapi sanksi-sanksi yang dikenakan oleh pemerintah Kanada pada sejumlah pejabat dan anggota parlemen Rusia.

Di antara 13 pejabat Kanada yang dikenai sanksi adalah Christine Hogan, penasihat Perdana Menteri mengenai kebijakan luar negeri dan pertahanan, Wayne Wouters, Sekretaris Kabinet, dan lain-lain. "Rusia masih terbuka untuk kerja sama konstruktif dan jujur dengan Kanada, namun akan merespon secara timbal balik terhadap gerakan-gerakan yang tak bersahabat," kata Alexander Lukashevich.

Kementerian Luar Negeri Rusia pada Kamis (20/3) juga telah menjatuhkan sanksi-sanksi terhadap sembilan pejabat senior Amerika Serikat sebagai pembalasan larangan visa AS dan pembekuan-pembekuan aset terhadap pejabat Rusia. Gedung Putih pada 17 Maret lalu resmi memberlakukan sanksi-sanksi terhadap pejabat Rusia yang terlibat langsung dalam mendestabilisasi Ukraina.

Sanksi-sanksi AS ditargetkan pada tujuh pejabat tinggi Rusia yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin, termasuk Pembantu Presiden Vladislav Surkov, Ketua majelis tinggi parlemen Valentina Matviyenko, dan Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin. Daftar diperpanjang pada Kamis (20/3) dan sekarang termasuk Pembantu Presiden Andrei Fursenko, Kepala Staf Kantor Eksekutif Presiden Sergei Ivanov, kepala dinas intelijen militer Rusia GRU Igor Sergun, Kepala Monopoli Kereta api Rusia RZD Vladimir Yakunin dan sejumlah senior anggota parlemen .

Sementara daftar pejabat AS yang dilarang dari Rusia terdiri dari Wakil Penasihat Keamanan Nasional Ben Rhodes dan Caroline Atkinson, Senator John McCain, Harry Reid, Robert Menendez, Daniel Coats dan Mary Landrieu, Ketua DPR John Boehner dan Dan Pfeiffer, seorang penasihat senior Presiden Barack Obama.

sumber : Antara/ITAR-TASS-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement