Selasa 25 Mar 2014 19:02 WIB

Keluarga Sebut MAS 'Pembunuh'

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Julkifli Marbun
Malaysia Airlines
Malaysia Airlines

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Penerbangan MH370 yang jatuh di Samudera Hindia terlihat sebagai misi bunuh diri. Dilansir dari Telegraph, Perdana Menteri Malaysia sendiri telah menyatakan seluruh penumpang pesawat tidak ada yang selamat dalam penerbangan itu.

Tim investigasi menyelidiki hilangnya Boeing 777 dan meyakini tidak ada kerusakan ataupun kebakaran yang menyebabkan pesawat terbang tak seperti biasanya atau penghentian sistem komunikasi sebelum berbelok tajam selama tujuh jam menuju laut.

Sebuah analisa pun menyebutkan sinyal dan komunikasi dari penerbangan itu menunjukkan bahwa pesawat diterbangkan secara rasional. Seorang sumber resmi pun menyebutkan bahwa penyelidik meyakini bahwa pesawat ini telah dibelokkan secara sengaja oleh seseorang yang berada di dalam penerbangan dan memiliki pengetahuan. Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda yang menunjukkan motif tindakan itu.

Penyelidik Kecelakaan Udara Inggris dan perusahaan satelit Inggris Inmarsat memberikan informasi terkait hal itu meskipun tertunda. Keluarga para penumpang pun geram atas lambannya informasi terkait jatuhnya pesawat MAS sehingga pencarian dilakukan hingga hampir tiga minggu.

Meskipun hingga kini puing pesawat juga belum ditemukan, Razak mengungkapkan bahwa analisa baru AAIB dan Inmarsat menunjukkan pesawat tersebut berhenti setelah melakukan penerbangan selama delapan jam di perairan terpencil di Samudera Hindia, sekitar 1.500 barat daya Perth.

Di sebuah hotel di Beijing pun sejumlah anggota keluarga terlihat pingsan setelah mendengar pernyataan itu. Mereka marah bercampur sedih setelah menunggu informasi keberadaan pesawat itu selama berhari-hari. Informasi ditemukannya pesawat tersebut pun dikirimkan melalui pesan sms dari maskapai MAS.

Para keluarga korban kemudian mengecam perusahaan tersebut serta pemerintah Malaysia. Mereka juga menyebut pemerintah Malaysia sebagai pembunuh yang sebenarnya atas hilangnya MH370.

Namun, tidak sedikit pula yang masih menggantungkan harapan mereka. Pasalnya hingga kini pesawat tersebut belum ditemukan. "Tidak ada konfirmasi adanya puing-puing, sehingga belum berakhir," kata Sarah Bajc yang temannya berada dalam pesawat itu.

Hilangnya pesawat MAS masih menjadi misteri. Maskapai MAS pun untuk pertama kalinya mengungkapkan bahwa co-pilot Fariq Abdul Hamid (27) baru pertama kali menerbangkan Boeing 777 tanpa diawasi oleh pilot pengawas.

Fariq sendiri bergabung dengan MAS tujuh tahun yang lalu dan telah memiliki jam terbang sebanyak 2.763 jam dan baru tujuh kali menerbangkan Boeing 777 karena telah disetujui oleh semua pilot. Meskipun begitu, para analis menyebutkan pengalaman co-pilot dalam kokpit mungkin tidak terlalu beresiko.

Sementara itu, sebuah kapal angkatan laut semalam dalam perjalanan menuju titik lokasi ditemukannya objek oleh pesawat angkatan udara Australia. Pencarian MAS dilakukan oleh 26 negara dari wilayah Australia hingga Kazakhstan. MAS sendiri tidak memberikan sinyal darurat atau tanda-tanda yang mencurigakan saat hilang dari radar.

Pihak berwenang Malaysia sendiri telah dikritik karena dinilai lamban dalam melakukan penanganan. Mereka juga disebut-sebut telah menyembunyikan informasi terkait pesawat itu.

Badan intelijen asing juga telah melakukan pemeriksaan terhadap para penumpang. Mereka pun tidak menemukan hal-hal yang mencurigakan. Begitu juga dengan Zaharie Ahmad Shah, pilot MAS, dan Fariq. Tak satupun yang diketahui memiliki latar belakang ekstremisme atau masalah psikologis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement