Selasa 25 Mar 2014 16:57 WIB

Keluarga Penumpang Asal Tiongkok 'Geruduk' Kedubes Malaysia

 Keluarga korban penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370  berunjuk rasa di depan gedung Kedubes Malaysia di Beijing, Selasa (25/3).   (Reuters/Kim Kyung-Hoon)
Keluarga korban penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370 berunjuk rasa di depan gedung Kedubes Malaysia di Beijing, Selasa (25/3). (Reuters/Kim Kyung-Hoon)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Keluarga penumpang asal Tiongkok pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang menggeruduk Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia pada Selasa (25/3). Menuntut penjelasan dari Malaysia Airlines dan menuding pemerintah Malaysia telah mencurangi keluarga penumpang.

Puluhan anggota keluarga meneriakkan kata-kata "Pemerintah Malaysia telah mencurangi kita" dan "Malaysia, kembalikan keluarga kami", saat mereka berunjuk rasa secara damai dan memegang poster. Polisi membentuk pagar betis diluar gedung untuk mencegah mereka mendekati gedung Kedubes Malaysia.

Para anggota keluarga penumpang itu membawa poster bertuliskan "MH370, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!" dan "1,3 juta orang menunggu untuk menyambut pesawat itu". Mereka mengenakan kaos bertuliskan "Selamat berjuang untuk MH370, kembalilah dengan selamat".

"Kami telah menunggu selama 18 hari dan masih menunggu, Anda membuat kami menunggu. Berapa lama lagi kami harus bertahan?" kata seorang perempuan yang hanya dikenali sebagai Zhang mengatakan kepada Reuters.

Foto-foto yang diunggah di media sosial Tiongkok menunjukkan para pengunjuk rasa tengah memegang spanduk bertuliskan "Malaysia Airlines! Anda berhutang penjelasan pada kami."

Seorang pejabat di Kedubes Malaysia mengatakan bahwa "kami sedang menangani masalah inim dan belum mengeluarkan informasi apapun."

Sebelumnya, sebuah pernyataan dari keluarga penumpang mengecam pemerintah Malaysia dan maskapai penerbangan negara itu sebagai pembunuh. Emosi yang ditumpahkan keluarga penumpang itu menunjukkan reaksi buruk yang terus menyebar di Tiongkok terhadap Malaysia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement