REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Israel dan Turki akan menandatangani kesepakatan kompensasi untuk keluarga korban dari pihak Turki atas serangan Israel di armada bantuan kemanusiaan Gaza, Mavi Marmara pada 2010 lalu. Perjanjian ini diperkirakan akan mengakhiri krisis diplomatik pahit antara Israel - Turki yang disebabkan oleh serangan itu.
Wakil Perdana Menteri Turki Bulent Arinc di media lokal Turki Hurriyet, Selasa (25/3), mengatakan, setelah berbulan-bulan bernegosiasi, perjanjian tersebut kemungkinan akan ditandatangani setelah pemilu lokal Turki pada tanggal 30 Maret.
"Kami telah menerima dokumen kesepakatan akhir dari Israel," katanya.
Dikatakan dia, kemungkinan kompensasi itu terikat oleh sebuah dokumen hukum. Arinc mengungkapkan, teks final dari perjanjian rekonsiliasi pada jumlah kompensasi itu sebenarnya disampaikan oleh Israel bulan lalu. Sekarang sedang menunggu proses evaluasi ulang dari pemerintah Turki.
"Karena ini kemudian akan memerlukan persetujuan parlemen," terangnya.
Setelah kesepakatan ini ditandatangani , hubungan diplomatik akan sepenuhnya pulih dan kedua negara bisa segera memulai proses untuk menempatkan duta besar mereka masing-masing.
Sebelumnya, Ankara telah menarik duta besarnya dari Israel dan mengusir kepala misi diplomatik Israel di Turki atas tragedi penyerangan armada itu, dimana Israel menolak untuk meminta maaf atas tragedi tersebut. Turki juga membekukan kerjasama militer dengan Israel.