Rabu 26 Mar 2014 15:18 WIB

Konflik Suriah Topik Utama KTT Liga Arab

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Bendera negara-negara peserta Liga Arab
Bendera negara-negara peserta Liga Arab

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT-- Para pemimpin negara-negara Arab akhirnya usai menggelar pertemuan hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab ke 25, pada Selasa (25/3), di Kuwait. Konflik Suriah dan terhentinya proses pembicaraan damai Israel dan Palestina, menjadi dua topik utama pembicaraan.

Kantor berita Xinhua melaporkan, Emir Kuwait Sheikh Sabah al Amir Ahmad al-Sabah mengatakan, konflik Suriah merupakan krisis kemanusian, moral dan hukum. Selama ini menurutnya, krisis Suriah telah merenggut ratusan ribu nyawa dan menyebabkan jutaan pengungsi. Tak hanya itu, kekerasan yang terjadi di Suriah juga berdampak negatif ke negara tetangga termasuk Yordania dan Lebanon.

Amir Sabah meminta Dewan Keamanan PBB, untuk segera menemukan cara mengakhiri perang sipil Suriah. "Kami merasakan rasa sakit dari Suriah, dan kami mengerahkan upaya untuk membantu mereka," ujarnya.

Kursi Suriah di KTT saat ini kosong, akibat keanggotaan pemerintah Suriah telah ditangguhkan sejak 2011. Namun pemimpin oposisi Koalisi Nasional Suriah Ahmad al-Jarba diundang untuk berpidato dalam KTT.

"Membuat kursi Suriah tetap kosong, dapay mengirimkan pesan jelas pada (Presiden Bashar) Assad. Kursi akan menunggunya menghentikan pembunuhan dan menyudahi peperangan," kata al-Jarba dalam pidatonya seperti dikutip Al-Arabiya, Rabu (26/2).

Al-Jarba juga mendesak masyarakat internasional, untuk menyediakan lebih banyak senjata berat dan bantuan kemanusiaan pada oposisi. Menurutnya, masyarakat internasional harus berkomitmen pada janjinya untuk memberikan senjata berat demi mendukung revolusi.

Ia juga mengingatkan negara Arab untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan, untuk semua komponen di Suriah. "Saya tak meminta deklarasi perang. Saya hanya meminta dukungan Anda untuk mencapai tujuan kami dan mencari solusi yang menjamin kepentingan rakyat dan negara kami," ungkap al-Jarba.

Ia juga mengatakan, kedutaan Suriah di ibukota negara-negara Arab harus diberikan pada Koalisi.Juru bicara Koalisi Louay Safi mendesak negara-negara Arab, untuk membentuk komite khusus demi menemukan solusi politik mengakhiri krisis.

Safi menambahkan, komite ini tak boleh sejajar dengan pemerintah Assad atau oposisi. Namun, komite nantinya akan fokus pada kepentingan terbaik untuk Suriah. Menurut laporan PBB, perang sipil di Suriah telah menewaskan lebih dari 140.000 orang, 5,5 juta diantaranya adalah anak-anak.

Sementara jutaan pengungsi telah melarikan diri ke negara tetangga dan menyebabkan ketegangan. Situasi kemanusiaan di Suriah memburuk, meskipun upaya perdamaian telah dilakukan dengan menggelar konferensi perdamaian di Jenewa.

Dilansir dari Voice of America, selain masalah Suriah, konflik Israel-Palestina juga menjadi topik prioritas lain yang dibahas dalam KTT. Amir Sabah mengatakan, Israel harus menghentikan pembangunan permukiman di wilayah Palestina.

Sabah menyebut pembangunan tersebut merupakan, 'kebijakan bermusuhan'. Ia menambahkan, perdamaian hanya bisa dicapai jika Palestina berhasil menjadi negara merdeka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.Presiden Palestina Mahmoud Abbas turut hadir dalam KTT. Namun, ia tak berpidato dalam pertemuan tingkat tinggi negara-negara Arab tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement