REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pencarian pesawat Malaysia Airlines yang telah menghilang selama 18 hari kembali dilanjutkan di selatan Samudera Hindia pada Rabu. Mereka akan mencari puing-puing yang diduga bagian dari pesawat untuk mengungkap misteri MAS.
Dilansir dari Straits Times, Otoritas Keamanan Maritim Australia (AMSA) mengatakan puluhan pesawat dari Australia, Amerika, Cina, Jepang, dan Korea Selatan akan menyusuri lautan yang jaraknya sekitar 2.500 km barat daya Perth. Sayangnya, pencarian itu pun terhambat oleh cuaca buruk pada Selasa kemarin, sehingga pencarian terpaksa ditunda.
Sementara itu, pesawat Cina IL-76 telah tiba di titik lokasi di selatan Samudera Hindia dan telah melakukan pencarian pada Rabu pagi. Kondisi cuaca di sekitar wilayah pencarian diperkirakan membaik pada Rabu.
"Kondisi cuaca membaik untuk melanjutkan pencarian di selatan Samudera Hindia. Kita seharusnya mempertimbangkan angin dan gelombang laut di sekitar lokasi itu," kata Adam Conroy, peramal cuaca senior dari BMKG Australia, seperti dilansir dari China Daily.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak pekan ini menyebutkan bahwa MH370 telah berakhir di selatan Samudera Hindia. Mengutip analisa data satelit dari perusahaan Inggris Inmarsat, ia mengatakan pesawat tersebut telah jatuh di wilayah yang sangat terpencil itu. Ia pun menyebutkan tak ada penumpang yang selamat.
"Kami masih melakukan pencarian hingga tak ada lagi harapan untuk menemukan apapun," kata Perdana Menteri Australia Tony Abbott. Hingga saat ini pun masih belum ditemukan adanya jejak dari pesawat tersebut.
Pengungkapan puing-puing pesawat ini dinilai dapat menjadi petunjuk mengapa pesawat tersebut berbelok tajam ke arah selatan.