REPUBLIKA.CO.ID, JEPANG -- Seperti banyak negara maju lainnya, Jepang pun makin menggemari makanan praktis. Anak muda di negeri tersebut kini cenderung lebih suka mi udon, yang tebal dan bertekstur kenyal, ketimbang nasi. Ini berarti permintaan terhadap gandum Australia makin meningkat, karena udon banyak dibuat menggunakan gandum Australia.
Pembuatan udon menggunakan gandum tipe ASW, dan kebanyakan gandum jenis ini berasal dari Australia.
Salah satu pengguna gandum Australia di Jepang adalah Yoshihara, yang memiliki pabrik penggilingan di dekat daerah Kagawa. Menurutnya, mi yang paling enak dibuat dengan menggunakan gandum Australia, dan Ia akan terus membeli gandum itu untuk membuat tepung.
"Warnanya amat bersih dan cantik, dan teksturnya yang elastis sangat baik untuk udon, jadi saya suka gandum Australia Barat," akunya, belum lama ini.
Natalie Browning, Petani gandum dari daerah Kondinin, Australia Barat, mencoba membuat udon saat mengunjungi Jepang. "Sulit. Seperti berolahraga, tapi beda," ucapnya.
Menurut pakar udon, Kagawa, hanya sedikit orang yang bisa mengajarkan seni membuat mi udon tanpa mesin. Salah satunya adalah dirinya.
Ada tiga rahasia membuat udon, ucap Kagawa. "Pertama, anda harus cinta udon, kedua, harus banyak latihan. Dan terakhir, saat membuat udon anda harus bersungguh-sungguh."
Petani Australia Barat lainnya, John Northover, menyaksikan gandumnya digiling menjadi tepung, dibuat menjadi mi, dan kemudian memakan mi tersebut. Ia mengaku senang melihat prosesnya.
"Orang-orang ini ingin campuran mi ASW, mereka ingin kekonsistenan sepanjang tahun. Jadi, mungkin kita akan berhenti bertani jenis mi premium, seperti Fortune. Tapi karena orang-orang ini ingin kekonsistenan sepanjang tahun, kita akan terus menyediakan Calingiri," ucapnya.
Wartawan Tara De Landgrafft berada di Jepang atas dukungan CBH group.