Jumat 28 Mar 2014 19:53 WIB

Kekecewaan Keluarga MH370 di Cina Memuncak

Rep: Lida Puspaningtyas / Red: Muhammad Hafil
 Keluarga korban penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370  berunjuk rasa di depan gedung Kedubes Malaysia di Beijing, Selasa (25/3).   (Reuters/Kim Kyung-Hoon)
Keluarga korban penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370 berunjuk rasa di depan gedung Kedubes Malaysia di Beijing, Selasa (25/3). (Reuters/Kim Kyung-Hoon)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Dihari ke 20 Malaysia Airlines MH370 hilang, keluarga semakin frustasi, Jumat (28/3). Hari ini anggota keluarga penumpang Cina menghadiri briefing dengan para pihak berwenang dari Malaysia. Sekitar ratusan anggota keluarga dari 153 penumpang asal Cina menghadiri panel pertemuan tersebut di Hotel Lido, Beijing. 

Suasana agak sedikit memanas hingga akhirnya para anggota keluarga kompak keluar dari ruang pertemuan setelah presentasi dari pihak Malaysia. Seorang lelaki yang memimpin protes, diketahui bermarga Jiang mengambil mikrophone untuk langsung bertanya tentang perkembangan pencarian pesawat. Jiang mengaku tidak puas dengan penyataan yang dilontarkan oleh pihak Malaysia.

Ia berteriak bertanya pada para anggota keluarga lainnya apakah mereka puas dan percaya dengan Malaysia. ''Tidak!'' dengan serempak para anggota keluarga menanggapi serentak. Kemudian Jiang memimpin mereka keluar ruangan. Polisi tampak berjaga-jaga di sisi ruangan sambil mengamati kejadian.

''Orang-orang Cina bersatu. Fakta yang kalian sembunyikan atau coba kalian sembunyikan akan terungkap suatu hari. Akan ada hukuman untuk orang-orang yang tidak adil,'' katanya. 

Sementara, komandan operasi Malaysian Air Force Ackbal Abdul Samad langsung merespon dengan cepat ketika para anggota keluarga berbondong-bondong keluar ruangan. ''Kami telah mencoba sebaik yang kami bisa. Kami telah mencoba yang terbaik,'' katanya sedikit berteriak. ''Kami tidak memiliki apa pun untuk disembunyikan,'' katanya lagi. 

Para keluarga pun meninggalkan aula. Mereka meninggalkan para pejabat Malaysia yang terduduk di panel depan ruangan menghadap deretan kursi kosong. Jiang mengatakan para anggota keluarga akan mengadakan pertemuan tertutup yang tidak diizinkan untuk pejabat atau wartawan masuk.

''Sepertinya kami akan mengambil cuti. Kita lihat apa yang akan terjadi selanjutnya,'' kata Letnan Jenderal Ackbal Abdul setelah ditinggalkan kosong di ruangan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement