Sabtu 29 Mar 2014 13:10 WIB

Bahas Ukraina, Putin Telepon Obama

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nidia Zuraya
Vladimir Putin dan Barack Obama
Foto: AP PHOTO
Vladimir Putin dan Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Presiden Rusia Vladimir Putin menghubungi Presiden AS Barack Obama untuk mendiskusikan usulan AS terkait solusi diplomatik krisis Ukraina. Dilansir dari BBC, Sabtu (29/3), Gedung Putih mengatakan bahwa Obama menyarankan Rusia untuk menarik kembali pasukannya dan tidak memperburuk situasi di Ukraina.

Sedangkan menurut Kremlin, Putin tengah mempelajari situasi untuk mencari solusi krisis yang tengah terjadi. Dalam sebuah pembicaraan melalui telepon, Presiden AS mendesak Putin menghindari pengerahan militer di perbatasan Rusia dengan Ukraina.

"Presiden Obama menekankan kepada Presiden Putin bahwa Amerika Serikat tetap mendukung cara diplomatik untuk mengatasi krisis Ukraina," kata pernyataan Gedung Putih. "Obama pun menjelaskan hal tersebut masih dapat dilakukan jika Rusia menarik kembali militernya dan tidak melakukan tindakan yang melukai kedaulatan dan intergritas wilayah Ukraina," tambahnya.

Kedua pemimpin itu pun sepakat bahwa menteri luar negeri mereka akan segera bertemu untuk membahas langkah lebih lanjut. Usulan AS, yang dilakukan dengan berkonsultasi dengan Ukraina dan negara-negara Eropa lainnya ini, disampaikan oleh Menteri Luar Negeri John Kerry kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam sebuah pertemuan di Den Haag awal pekan ini.

Usulan tersebut meliputi pengerahan pengawas internasional untuk melindungi hak warga yang berbahasa Rusia di Crimea serta penarikan kembali militer Rusia ke pangkalan mereka. "Presiden Obama menyarankan agar Rusia melakukan tindakan konkret dalam tulisan," kata Gedung Putih.

Obama menerima panggilan telepon dari Putin ketika tengah berada di Arab Saudi pada Jumat (28/3) lalu. Dilansir dari The Guardian, pembicaraan secara langsung itu pun dinilai sebagai pembicaraan pertama kalinya yang dilakukan oleh kedua pemimpin itu setelah AS dan Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement