Senin 31 Mar 2014 13:26 WIB

Protes di Kamboja, Satu Orang Cedera

Polisi antihuru-hara menghalau para biarawan dari lokasi kemah yang sempat diduduki massa demonstran antipemerintah Kamboja.
Foto: REUTERS
Polisi antihuru-hara menghalau para biarawan dari lokasi kemah yang sempat diduduki massa demonstran antipemerintah Kamboja.

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Pasukan keamanan Kamboja sempat bentrok dengan puluhan pemrotes di satu jalan, tepat di sebelah timur Taman Kemerdekaan, di Phnom Penh, Senin pagi, sehingga seorang pemrotes cedera di kepala, kata seorang pegiat hak asasi manusia.

Bentrokan terjadi ketika pemrotes berusaha memindahkan barikade untuk masuk ke Taman Kemerdekaan, tapi dihalangai oleh pasukan keamanan, kata Am Sam Ath, penyelidik senior bagi kelompok hak asasi manusia, Licadho --yang mengawasi peristiwa tersebut-- setelah bentrokan.

"Saat puluhan pemrotes berusaha memasuk taman, pasukan keamanan telah menghalangi dan melawan mereka dengan menggunakan pentungan. Akibatnya ialah seorang pemrotes menderita cedera di kepala," kata Am Sam Ath, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin siang.

Juru Bicara Polisi Militer Nasional Jen. Kheng Tito mengkonfirmasi peristiwa itu, dan mengatakan kelompok tersebut menggelar protes tidak sah yang dapat mengakibatkan gangguan sosial.

"Negara ini memiliki hukumnya sendiri, mereka tak bisa berbuat sesuatu yang melanggar hukum," katanya. "Pasukan keamanan kami cuma memberlakukan hukum untuk memelihara ketenangan masyarakat dan keamanan sosial."

Peristiwa tersebut terjadi setelah Mam Sonando, pemilik stasiun Radio Beehive --yang bersekutu dengan dengan oposisi, dan sebanyak 70 pendukungnya membangkang terhadap larangan pemerintah untuk melakukan pertemuan terbuka.

Kelompok itu memprotes Kementerian Penerangan karena berulang kali menolak permintaan Mam Sonando untuk mendirikan stasiun siar-pancar radio dan stasiun TV.

Banyak pertemuan terbuka dan demonstrasi telah digelar oleh oposisi utama di negeri tersebut, Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP), dan perhimpunan serta serikat pekerja yang bersekutu dengannya sejak pemilihan umum yang jadi sengketa pada Juli tahun lalu.

Hasil pemungutan suara itu memperlihatkan partai yang memerintah pimpinan Perdana Menteri Hun Sen meraih 68 kursi parlemen dan para oposisi Sam Rainsy CNRP mendapat sisa 55 kursi.

Partai oposisi tersebut, yang mengklaim penyimpangan serius, menolak untuk menerima hasil itu dan telah memboikot pertemuan parlemen serta mengadakan protes guna menuntut pengunduran diri Hun Sen dan pemilihan umum ulang.

Hun Sen telah mengatakan ia takkan mundur atau menyerukan pemungutan suara ulang.

sumber : Antara/Xinhua/Oana
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement