REPUBLIKA.CO.ID, CONAKRY -- Pemerintah Guinea telah menjamin rakyat bahwa wabah Ebola, yang menyebar pada 9 Februari, telah "dapat dikendalikan".
Juru Bicara Pemerintah Alberta Damantang Camara mengatakan, Ahad (30/3), wabah Ebola "telah dapat dikendalikan" dengan dukungan organisasi kesehatan internasional.
Data statistik resmi paling akhir mengenai demam Ebola memperlihatkan 122 orang telah terserang penyakit tersebut, sebanyak 78 di antara mereka telah tewas.
Ibu Kota Guinea, Conakry, pada Ahad malam melaporkan korban jiwa paling akhir akibat demam Ebola.
Relawan dari Palang Merah Guinea berencana menguburkan mayat korban Ebola tersebut dengan semua tindakan pencegahan yang mungkin, kata Dr. Sakoba Keita, yang memimpin unit pencegahan penyakit tersebut, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam.
Anggota komite krisis secara aktif berusaha mengumpulkan data terkini yang dikirim dari lembaga kesehatan di Conakry dan pedalaman negeri itu agar memiliki data yang dapat dipercaya dalam beberapa hari ke depan.
Untuk berusaha mencegah penyebaran penyakit tersebut ke negara lain di Wilayah Afrika Barat, ahli medis dari negara tetangga seperti Pantai Gading sudah berada di Guinea.
Keita menyampaikan keyakinan bahwa penyebaran wabah Ebola dapat dikekang paling lambat pada pertengahan April.