Selasa 01 Apr 2014 21:10 WIB

Australia Tingkatkan Eskpor Sapi ke Indonesia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Indonesia telah mengeluarkan izin ekspor 273-ribu ekor ternak sapi dari Australia untuk kuartal kedua 2014.

Jumlah tersebut mengalami kenaikan atas kuartal pertama tahun ini, sebanyak 160-ribu ekor. Hanya saja kondisi ini  tidak mengejutkan, karena memang biasanya ekspor sapi untuk kuartal kedua selalu melonjak. Lonjakan ini terjadi guna memastikan persediaan daging sapi cukup untuk perayaan keagamaan seperti Idul Fitri.

Indonesia juga telah memberi dispensasi atas izin yang dikeluarkan pada kuartal pertama, yang berarti izin tersebut tidak akan kedaluarsa setelah 31 Maret.

Ben Hindle dari Asosiasi Pengekspor Ternak Wilayah Utara Australia mengatakan, kalangan industri ternak merasa gembira dengan perkembangan ini.

"Ini adalah dispensasi kedua yang diberikan oleh pemerintah Indonesia, yang pertama pada bulan Desember dan sekarang akhir kuartal ini," ujarnya belum lama ini.

"Ini kelonggaran waktu untuk pengiriman dan untuk ternak yang tertinggal belum dikirim dalam kuartal itu atau beresiko tidak bisa sampai ke Indonesia sebelum batas waktu 31 Maret."

Hindle mengatakan, Australia diperkirakan akan mampu memasok Indonesia dengan sekitar 700-ribu ekor sapi tahun ini. Para eksportir dan peternak yakin akan dapat memenuhi permintaan.                        

'Ini merupakan kemajuan luar biasa bagi industri ekspor ternak, mengingat bahwa pada awal 2013, Indonesia mengumumkan hanya akan mengimpor 267-ribu ekor sapi setahun karena ingin berswasembada."

Sapi potong yang diekspor dari Darwin ke Indonesia masih dihargai 2,30 dolar per kilogram, harga yang bagus jauh setelah musim hujan ketika harga biasanya tinggi.

Berbicara pada konferensi Asosiasi Peternak Wilayah Utara minggu lalu, ketua David Warriner memperingatkan, meskipun industri ternak diprediksi akan memasok Indonesia dengan sekitar 700-ribu ekor tahun ini, namun ia merasa tingkat sustainable untuk pasokan jangka panjang adalah 500-ribu sampai 600-ribu per tahun.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement