REPUBLIKA.CO.ID, GUINEA -- Guinea menghadapi wabah Ebola dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut Badan Amal Médecins sans Frontières kasus ini dikonfirmasi tersebar di beberapa lokasi yang terpisah jauh.
Peringatan dari organisasi untuk mengatasi Ebola di Afrika Tengah datang setelah Presiden Guinea menganjurkan agar tetap tenang atas jumlah kematian terkait dengan wabah yang menjangkit di perbatasan Liberia dan Sierra Leone melewati 80.
Merebaknya salah satu penyakit menular yang paling mematikan di dunia ini telah membuat khawatir sejumlah pemerintah yang masih memiliki sistem kesehatan yang lemah. Hal ini mendorong Senegal untuk menutup perbatasannya dengan Guinea dan tetangga lainnya untuk membatasi perjalanan dan lintas batas pertukaran penyakit.
Angka yang dikeluarkan oleh kementerian kesehatan Guinea semalam, menunjukkan bahwa telah terjadi 78 kematian sejak Januari dari 122 kasus yang diduga Ebola. Jumlah itu didapat dari 22 Laboratorium yang mengkonfirmasi kasus ebola.
"Kami menghadapi epidemi yang besarnya belum pernah ada di negeri ini, penyebaran geografis ini mengkhawatirkan karena akan sangat menyulitkan tugas organisasi untuk mengontrol wabah," kata Mariano Lugli, koordinator proyek Médecins sans Frontières, di Conakry, ibukota Guinea, Selasa (1/4) .
Vius yang memiliki tingkat kematian hingga 90 persen ini telah berpusat pada Guinea tenggara. Namun butuh waktu enam minggu untuk mengidentifikasi penyakit ini, yang secara tidak langsung membiarkannya tersebar keluar perbatasan dan ke daerah yang memiliki lebih banyak penduduk. Dikonfirmasi pekan lalu di Conakry, kasus ini sebelumnya terbatas pada wilayah terpencil dengan jumlah penduduk sedikit.
Presiden Guinea, Alpha Condé, mengatakan sangat khawatir dengan wabah ini. Ia memerintahkan Guinea untuk mengambil tindakan pencegahan yang ketat agar dapat menghindari penyebaran penyakit lebih lanjut. "Saya juga meminta masyarakat untuk tidak panik atau percaya desas-desus yang memicu ketakutan," tambahnya.
World Health Organisation (WHO) mengatakan Liberia sendiri telah mencatat tujuh orang yang dicurigai dan dikonfirmasi terkena penyakit itu, termasuk empat kematian. Sierra Leone juga telah melaporkan lima penduduk yang dicurigai, tapi belum ada konfirmasi lebih lanjut mengenai itu.
Brima Kargbo, Direktur Medis Sierra Leone, mengatakan proses penyaringan telah diperkenalkan di perbatasan utara negara itu dengan Guinea. Wisatawan yang berkunjung ditanya di mana mereka berasal dan apakah mereka atau orang yang mereka kontak tiba-tiba jatuh sakit.
Senegal, tetangga lain dari Guinea, menutup perbatasan darat selama akhir pekan dan telah menghentikan pasar mingguan di dekat perbatasan untuk mencegah penyebaran penyakit. Begitu juga maskapai penerbangan regional Gambia Bird menunda penerbangan ke wilayah Conakry, yang akan dimulai pada hari Minggu, karena wabah .
Jika kematian semua dikonfirmasi sebagai Ebola, penyakit yang menyebabkan muntah , diare dan perdarahan eksternal , itu akan menjadi epidemi yang paling mematikan sejak 187 orang tewas di Luebo pada tahun 2007.