Selasa 01 Apr 2014 13:40 WIB

Pasukan Suriah Rebut Posisi Pemberontak di Latakia

 Warga Suriah membantu seorang wanita yang selamat dari ledakan bom di kawasan Masaken Hanano, dekat Aleppo, Suriah.
Foto: AP
Warga Suriah membantu seorang wanita yang selamat dari ledakan bom di kawasan Masaken Hanano, dekat Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pasukan angkatan darat Suriah Senin merebut kembali satu posisi penting di Provinsi Latakia, satu pangkalan pemerintah, kata televisi pemerintah, sementara pemberontak melakukan satu operasi di daerah itu.

"Kesatuan-kesatuan angkatan darat telah menguasai sepenuhnya "Observatory 45" di utara Provinsi Latakia dan terus mengejar kelompok-kelompok teroris," kata lembaga penyiaran milik pemerintah itu, mengutip pernyataan militer.

Obseratory 45 adalah satu bukit strategis yang dekat dengan beberapa daerah yang berpenduduk masyarakat Alawi, satu sekte agama di mana Presiden Bashar al-Assad adalah seorang penganutnya.

Stasiun televisi pemerintah melaporkan langsung dari dekat lokasi itu dan menayangkan gambar mayat-mayat yang dikatakannya adalah "teroris-teroris," banyak di antara mereka adalah warga asing.

 

Pekan lalu, pemberontak merebut lokasi itu sebagai bagian dari satu serangan yang dilakukan pada 21 Maret di Provinsi Latakia, yang relatif tidak tersentuh oleh aksi kekerasan di negara itu.

Pasukan pemberontak, yang termasuk kelompok garis keras dari Front Al-Nusra yang berafiliasi dengan Al Qaida, juga merebut kota Kasab dan tempat penyeberangan Kasab dengan Turki, serta desa Samra, yang memberikan mereka akses ke Mediterania untuk pertama kali.

Lebih dari 300 orang dari kedua pihak tewas sejak pemberontak melancarkan serangan mereka, kata kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).

"Tentara berhasil memasang peluncur multi-roket di Observatory 45, tetapi pertempuran masih berlangsung dekat sisi bukit itu," kata SOHR.

Setelah serangkaian kekalahan pemberontak di Provinsi Damaskus, oposisi mengubah perhatian mereka pada Latakia, di mana tentara dan milisi-milisi pro-pemerintah berusaha mempertahankan daerah itu.

Pada Senin, pasukan oposisi menembakkan roket-roket Grad ke bandara Bassel al-Assad untuk pertama kali.

Fasilitas sipil yang namanya mengambil nama abang presiden itu berada dekat kota Qardaha,kampung halaman leluhur suku Assad.

Ayah Bashar, Hafez al-Assad, yang adalah presiden yang digantikan Bashar, dimakamkan di Qardaha.

"Roket-roket mendarat dekat bandara itu tanpa menimbulkan korban tewas atau kerusakan properti," kata direktur SOHR Rami Abdel Rahman kepada AFP.

Konflik itu menjadi semakin rumit dengan pemberontak yang telah bersekutu dalam usaha mereka untuk menggulingkan pemerintah Bashar kini saling memerangi.

Dalam 10 hari belakangan ini, para petempur dari kelompok gerilyawan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) terlibat pertempuran dengan kelompok Front Al-Nusra di Provinsi Hasakeh.

SOHR mengatakan jumlah korban tewas dalam pertempuran itu meningkat menjadi 120 orang, setelah baku tembak seru akhir pekan untuk menguasai Markada, satu kota di perbatasan dengan Irak, di mana ISIL memiliki akarnya.

ISIL Sabtu merebut satu rute penting di mana kelompok pemberontak itu memperoleh pasokan dari Irak.

Konflik Suriah kini memasuki tahun keempatnya, dan lebih dari 140.000 orang tewas sejak pemberontakan itu dimulai Maret 2011.

sumber : Antara/AFP

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement