Selasa 01 Apr 2014 16:23 WIB

Mulai Melunak, Rusia Tarik Pasukan dari Perbatasan Ukraina

Presiden Rusia Dmitry Medvedev
Presiden Rusia Dmitry Medvedev

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina pada Senin melaporkan penarikan sebagian pasukan Rusia dari perbatasan timurnya, di tengah-tengah tanda menguat bahwa Kremlin bersedia meredakan kemelut terburuk Barat-Timur sejak Perang Dingin.

Pengumuman itu datang setelah pertemuan empat jam di Paris antara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang berakhir dengan pertukaran usul politik dan kesepakatan segera berunding kembali.

Ukraina dan Amerika Serikat menuduh Rusia mengarahkan ribuan tentara dekat perbatasan itu setelah Moskow menganeksasi wilayah Crimea selatan bulan lalu usai jatuhnya presiden Ukraian yang didukung Kremlin.

Baik Washington maupun Kiev semakin khawatir bahwa Moskow berniat akan merebut daerah-daerah tenggara Ukraina yang berpenduduk banyak etnik Rusia setelah Crimea diambil alih.

Di Berlin, kantor Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin secara langsung memberi tahu kepadanya dalam satu pembicaraan telepon Senin pasukan Rusia akan ditarik, sementara Menlu Jerman Frank-Walter Stinmeier menyebut tindakan itu" satu tanda kecil situasi tegang berkurang".

AS mengatakan pihaknya akan menyambut baik setiap langkah Rusia untuk menarik pasukannya tetapi tidak mengonfirmasikan laporan-laporan bahwa Moskow telah melakukan itu.

Melemahnya sikap Moskow itu diimbangi oleh satu kunjungan yang tidak diumumkan ke Crimea oleh Perdana Menteri Dmitry Medvedev-- pejabat paling senior Rusia mengunjungi semenanjung Laut Hitam itu sejak keputusan 16 Maret di mana rakyat wilayah itu memutuskan bergabung dengan Kremlin.

Kementerian pertahanan Ukraina mengatakan awal melemahnya sikap Rusia tampaknya bertepatan dengan Putin yang tidak terduga menelepon Presiden AS Barack Obama pada Jumat petang.

"Dalam beberapa hari belakangan ini, pasukan Rusia secara berangsur ditarik dari perbatasan," kata juru bicara staf umum kementerian itu Oleksiy Dmytrashkivskiy kepada AFP melalui wawancara telepon.

Ia tidak dapat mengonfirmasikan berapa jumlah pasukan yang terlibat. Para pejabat AS dan Uni Eropa sebelumnya memperkirakan jumlah tentara Rusia di Crimea 30.000 sampai 40.000 personil.

Pakar Kelompok Studi Politik dan Militer Kiev Dmytro Tyachuk mengatakan sumber-sumbernya melaporkan hanya 10.000 tentara Rusia di perbatasan itu pada Senin pagi.

Kementerian pertahanan Rusia mengonfirmasikan, Senin bahwa pihaknya menarik satu batalyon-- yang biasanya sekitar 500 tentara -- yang digelar dekat Ukraina di pangkalan permanennya, tetapi melaporkan tidak ada pergerakan-pergerakan pasukan lainnya.

Sementara Kerry akan bergabung bersama dengan para menlu NATO lainnya di Brussels Selasa, tempat aliansi itu akan mengonfirmasikan penangguhan kerja sama dengan Moskow seperti yang disepakati bulan lalu.

NATO tidak mengesampingkan kemungkinan memiliki pangkalan militer permanen di negara-negara Baltik -- melanggar satu janji yang dibuat dengan Rusia dalam tahun 1980-an yang dapat mempertahankan pasukan permanen di luar dari negara-negara anggota baru yang berbatasan dengan Rusia.

Di Crimea Medvedev memimpin satu delegasi para menteri kabinet ke kota utama Simferopol dan pelabuhan bersejarah Sevastopol.

Sekutu dekat Putin berjanji akan memodernisasi prasarana Crimea dan enggan mengubah wilayah itu menjadi satu "zona ekonomi khusus" Rusia yang akan menarik investasi melalui pajak yang rendah.

Kementerian luar negeri Ukraina mengecam kunjungan Medvedev itu sebagai satu "pelanggaran berat" hukum internasional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement