REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri China menyatakan kemarahannya terkait penganugerahan penghargaan HAM kepada Ilham Tohti. Beijing menilai tidak layak seorang tersangka tindak kriminal dianugerahi penghargaan tersebut.
Pada Senin kemarin, PEN American Center menyatakan akan memberi menganugerahi Tohti dengan penghargaan Kebebasan Menulis PEN/Barbara Goldsmith . Penghargaan itu akan diterima oleh anak Tohti yang tengah belajar di Universitas Indiana, di New York pada 5 Mei.
"Orang tersebut adalah tersangka tindak kriminal. Institusi keamanan publik China tengah menangani masalah ini sesuai hukum," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei seperti dilansir antara, Selasa (1/4)
"Tidak ada organisasi ataupun siapapun yang bisa mencampuri kedaulatan hukum dan kemerdekaan China," tambahnya.
Kasus Tohti menarik perhatian di AS maupun Uni Eropa. Istri Tohti menyebut tuduhan kepada suaminya itu sebagai hal yang konyol.
"Tohti mewakili generasi baru penulis yang terancam yang menggunakan laman dan media sosial untuk menentang penindasan dan menyebarkannya ke pihak-pihak yang peduli di seluruh dunia," kata Presiden PEN American Center Peter Godwin dalam sebuah pernyataan.
"Kami harap kehormatan ini bisa membantu menggugah pihak berwenang China atas ketidakadilan yang terjadi dan memicu kampanye dunia menuntut kebebasan bagi Tohti."