Rabu 02 Apr 2014 07:25 WIB

Duh, Langkah Perdamaian Palestina dan Israel Semakin Jauh, Ada Apa?

Pengungsi Palestina di Jalur Gaza.
Foto: AP/Hatem Moussa
Pengungsi Palestina di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM-- Israel dan Palestina, Selasa, mengumumkan langkah-langkah yang dapat menenggelamkan pembicaraan perdamaian, yang menyebabkan Menteri Luar Negeri AS John Kerry menangguhkan lawatan kedua dalam beberapa hari yang bertujuan menyelamatkan pembicaraan tersebut.

Pada Selasa pagi, Kerry merampungkan kunjungan singkat ke Israel, berencana kembali kawasan itu pada Rabu dengan harapan-harapan meyakinkan pihak Palestina untuk memperpanjang pembicaraan yang rapuh sebelum batas batas waktu 29 April.

Tetapi beberapa jam setelah dia pergi, kabar tersiar bahwa Israel telah mengeluarkan tender-tender untuk pembangunan ratusan rumah di Jerusalem Timur --yang dikuasainya, dan Washington sebenarnya akan mendorong pembekuan permukiman.

Tak lama setelah itu, Presiden Palestina Mahmud Abbas mengumumkan permintaan untuk bergabung ke dalam lembaga-lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa, meninggalkan janji-janji untuk menahan diri untuk melakukan hal itu selama sembilan bulan pembicaraan yang Kerry mulai lakukan pada Juli.

"Kami tak lagi pergi besok," kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, beberapa saat setelah penguman Abbas itu.

Usaha-usaha perdamaian AS sudah berada di ujung tanduk setelah Israel menolak untuk membebaskan kelompok keempat dan terakhir tahanan Palestina yang berjumlah 26 orang. AS telah membawa kedua pihak kembali ke meja perundingan.

Perundingan-perundingan telah terganjal beberapa isu, terutama perluasan permukiman di wilayah Palestina yang diduduki Israel. Palestina menuntut pembekuan konstruksi permukiman termasuk di Jerusalem Timur.

Para pemimpin Palestina telah berulang-ulang mengancam untuk memulai kembali aksi mereka melalui mahkamah internasional dan PBB soal perluasan permukiman Israel di Tepi Barat dan Jerusalem Timur, yang dipandang ielagl berdasarkan undang-undang internasional.

Mereka sepakat untuk menahan diri dari aksi seperti itu dalam pembicaraan, dan Israel sebaliknya menyatakan pihaknya akan membebaskan 104 orang Palestina yang telah lama menjalani penahanan.

Tetapi Israel telah menolak membebaskan kelompok terakhir tahanan, menggunakannya sebagai alat tawar untuk mencoba memparjang pembicaraan, suatu langkah yang membuat marah para pejabat Palestina. Para pejabat itu memperingatkan akan menghentikan negosiasi.

Pada Senin, pihak Palestina memberi Kerry tenggat 24 jam muncul dengan satu solusi atas perselisihan soal tahanan, dengan memperingatkan bahwa kegagalan melakukan hal itu akan melihat mereka kembali dengan niatnya bergabung ke lembaga-lembaga PBB untuk menekankan klaim mereka bagi terbentuknya negara Palestina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement