REPUBLIKA.CO.ID,SHANGHAI -- Presiden Cina Xi Jinping menyatakan, sistem multi partai tidak cocok diterapkan di negeri Tirai Bambu. Eksperimen yang dilakukan Cina dengan menganut berbagai sistem politik di masa silam, termasuk demokrasi multi partai, pun dianggap tak berhasil.
Xi secara terbuka menyatakan hal tersebut, ketika dirinya melakukan kunjungan ke Eropa. Dikutip dari Reuters, Rabu (2/4), Xi bahkan memperingatkan, apabila sebuah negara meniru sistem atau pengembangan politik negara lain, maka adalah bencana besar bagi negara yang menjalankannya.
''Monarki konstitusional, restorasi kekaisaran, parlementarisme, sistem multi-partai, dan sistem presidensial. Kita menghormati itu, kita sudah terapkan itu semua, tapi tak berjalan baik,'' kata Xi dalam pidatonya di sebuah sekolah tinggi di Eropa, yakni di Bruges, Belgia.
Terkait penyampaian pidato Xi di Kota Bruges tersebut pun menciptakan banyak penilaian. Cina memang sangat erat dengan paham komunisnya. Reuters melaporkan, konstitusi Cina memang menguatkan kuku-kukunya melalui partai komunis dalam jangka waktu lumayan panjang, meski di dalamnya tetap dibukakan kesempatan bagi berbagai partai politik. Namun, tetap saja, keseluruhan hal itu tetap menunduk pada komunis.
Xi menyebut, dikarenakan kondisi sosial dan sejarah yang unik, maka Cina tak bisa meniru sistem politik negara lain. ''Karena tidak akan cocok dan bahkan mungkin mampu membawa bencana bagi kita,'' ujarnya menambahkan. ''Buah bisa saja sama, tapi rasa sangat berbeda,'' sambung Xi.
Kekuasaan Xi dalam transisi kepemimpinan generasi di satu dekade telah memberikan banyak harapan bagi rakyat Cina untuk reformasi politik. Hal itu tak terlepas dari gaya Xi yang sederhana dan pewarisan sifat kepemimpinan dari ayahnya, Xi Zhongxun, yang seorang mantan wakil perdana menteri reformis.
Akan tetapi karena kini ia memangku jabatan, maka hal-hal yang tak sejalan dengan pahamnya mendapatkan penentangan. Partai-partai dan puluhan pihak pembangkang pun dipenjara. Sejumlah pihak yang ditahan itu antara lain, termasuk aktivis antikorupsi Xu Zhiyong dan etnis Uighur. Para pihak, terutama aktivis, yang ditahan itu, menyuarakan pluralisme.
Dalam sisi ini berlaku, mereka yang menyampaikan kritik akan ditahan. Hal itu sekaligus sebagai penjelasan, bahwa tak ada liberasasi di bawah Xi.Tak hanya itu, diperingatkannya kembali bahwa sistem multi-partai tak cocok diterapkan oleh Cina, kian menambahkan bahwa sistem politik Cina tak bisa dianggap remeh.
Peringatan yang dikeluarkan Xi Jinping bagi sistem politik di pemerintahannya itu, memang tak luput dari seruan Barat akan paham kebebasan. Terkait hal ini, Barat telah lama mengumandangkan nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia sejak 200 tahun lamanya. Hingga saat ini pun belum ada hal tambahan lainnya yang disisipkan Barat terkait demokrasi.
Tetapi, ia tetap pada pendiriannya. ''Anda pasti akan mengetahui sepatu apa yang cocok, jika Anda mencobanya sendiri. Hanya orang-orang Cina yang memiliki hak untuk menyatakan jalan mana yang benar bagi pembangunan Cina sendiri,'' ungkap Xi.