Rabu 02 Apr 2014 23:43 WIB

Ada Salah Persepsi Tentang Minuman Berkarbonasi

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Bilal Ramadhan
Minuman berkarbonasi
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Minuman berkarbonasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar masyarakat Indonesia menganggap minuman berkarbonasi atau bersoda berbahaya bagi kesehatan. Menurut ahli gizi dan pakar teknologi pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) Made Astawan masyarakat belum paham soal minuman bersoda.

Dia sendiri mengatakan tidak tahu mengapa ada anggapan minuman bersoda berbahaya bagi masyarakat. Made menjelaskan karbonasi merupakan proses dari karbon dioksida (CO2) yang dimasukkan ke dalam cairan dengan tekanan tinggi sehingga menghasilkan gelembung dalam minuman dengan cita rasa 'menggigit' atau 'krenyes'.

"Gelembung tersebut terikat dengan air, tapi ikatannya tidak permanen. Cirinya, saat kemasan dibuka ada letupan yang menandakan CO2 terlepas ke udara," ujar Made dalam Kupas Fakta tentang Karbonasi dalam Minuman: Pemaparan Hasil Studi Literatur "Efek Karbonasi dalam Minuman terhadap Kesehatan", Rabu (2/4).

Dalam diskusi yang digagas Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) itu, Made mengatakan minuman berkarbonasi diciptakan manusia untuk menimbulkan sensasi meletup. Sensasi kesenangan inilah yang dicari karena makan itu sendiri merupakan rekreasi bagi manusia.

"Tujuannya lebih banyak ke sensasi yang menimbulkan kesenangan. Fungsinya selain menghidrasi tubuh juga sebagai hiburan," kata guru besar IPB bidang pangan, gizi dan kesehatan itu.

Penambahan karbon dioksida, lanjut Made, tidak ada batasnya dalam minuman. Sebab, dampaknya hanya pada kuatnya gelembung. Setelah beberapa saat dibuka soda tersebut berkurang dan hilang.

Senada dengan Made, peneliti Southeast Asia Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center IPB Puspo Edi Giriwono mengatakan pernyataan minuman soda sebagai minuman yang berbahaya bagi kesehatan merupakan isu sensasional. Apalagi di zaman media sosial seperti saat ini. Isu tersebut dengan gampang merebak luas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement