Kamis 03 Apr 2014 10:56 WIB

Rusia: Perang Dingin Berdampak pada Terorisme

NATO
Foto: [ist]
NATO

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia pada Rabu menuduh NATO telah mengulangi pola pikir di era Perang Dingin dengan membekukan kerja sama dengan Moskow setelah negara tersebut menganeksasi Crimea.

Sebelumnya, menteri luar negeri NATO menyetujui langkah penundaan semua kerja sama praktis dengan Rusia, menyusun langkah untuk memperkuat pertahanan untuk memastikan keamanan negara-negara di Eropa Timur yang khawatir atas ekspansi Rusia.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kemudian melakukan pembicaraan telepon dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry untuk menyatakan keberatan atas langkah NATO tersebut, demikian keterangan dari Rusia.

"Bahasa yang digunakan (dalam pernyataan NATO saat membatalkan kerja sama dengan Rusia) sangat mirip dengan perang kata-kata yang terjadi di era Perang Dingin," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Alexander Lukashevich.

"Tidak sulit untuk membayangkan siapa yang akan diuntungkan dari penundaan kerja sama Rusia-NATO ini dalam hal penanggulangan ancaman di era modern dan tantangan terhadap keamanan internasional, khususnya di bidang terorisme, pembajakan dan bencana alam," kata Lukashevich dalam sebuah pernyataan resmi.

"Dalam hal ini, tentu saja (pihak yang diuntungkan) bukan Rusia atau negara anggota NATO," kata dia.

Sementara itu komandan tertinggi NATO jenderal Philip Breedlove mengatakan bahwa organisasi yang dipimpinnya telah menemukan pergerakan mencurigakan oleh sebagian kecil tentara Rusia pada Rabu malam.

Breedlove juga mengatakan bahwa Rusia telah menempatkan semua pasukan yang dibutuhkan di perbatasan Ukraina untuk "menyerang" negara manapun dan memperkirakan Moskow "siap melakukannya dalam tiga sampai lima hari."

Breedlove juga memperkirakan pasukan Rusia yang berada di perbatasan Ukraina berkekuatan 40.000 tentara.

Penundaan kerja sama NATO-Rusia akan menyebabkan Moskow tidak dapat berpartisipasi dalam latihan bersama. Namun di sisi lain, kerja sama pelatihan pemberantasan narkotika di Afghanistan akan tetap dilanjutkan.

Di Jerman, Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier mengatakan pada Kamis bahwa masa depan kerja sama NATO dengan Rusia akan dikembalikan jika Rusia mulai menarik pasukannya di perbatasan Ukraina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement