REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM-- Israel membatalkan tahap keempat pembebasan tahanan Palestina. Juru bicara kementerian Kehakiman Israel mengatakan, hal itu dilakukan menanggapi upaya Palestina untuk bergabung dengan organisasi-organisasi internasiona.
Aljazirah melaporkan, Menteri Kehakiman Israel yang juga kepala perundingan pemerintah Tzipi Livni mengatakan pada Kamis (4/4), pemerintah Israel tengah menyelesaikan kesepepakatan untuk membebaskan tahanan. Namun diwaktu yang sama menurutnya, Presiden Palestina Mahmoud Abbas justru menandatangani surat untuk mencari aksesi 15 konvensi internasional.
Livni mengatakan, pembebasan tahanan bertujuan untuk mengikat Palestina melakukan pergerakan unilateral. Namun, kondisi baru yang terjadi membuat Israel tak dapat melepaskan tahanan Palestina.
Padahal sebelumnya Israel berjanji membebaskan 104 tahanan Palestina, dalam empat tahapan. Sebagai gantinya, Ramallah berjanji akan membekukan semua pergerakan untuk bergabung dalam organisasi-organisasi PBB hingga April 2014.
Tapi krisis yang meletus akhir pekan lalu, membuat marah Palestina. Kala itu Israel menolak melepaskan 26 tahanan. Palestina pun melanjutkan pendekatan mereka dengan badan-badan internasional. Di Washington, juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan langkah Israel tersebut menciptakan masalah.
"Kedua pihak mengindikasikan mereka sepertinya ingin meninggalkan pembicaraan," ujar Carney.
Carney menambahkan, terlepas dari kenyataan bahwa ada beberapa kemajuan dalam pembicaraan namun tetap masih ada kesenjangan. Israel dan Palestina menurutnya perlu memutuskan untuk mengambil langkah mempersempit kesenjangan tersebut. Sebab menurutnya, AS tak bisa memaksakan kesepakatan pada kedua pihak.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS John Kerry dengan frustasi mendesak pemimpin kedua pihak untuk memimpin pembicaraan. Kerry mendesak pembicaraan segera digelar untuk mencegah 'runtuhnya' negosiasi. Kerry bahkan menyebut, saat ini merupakan masa-masa krisis bagi proses perdamaian.
Ia bersumpah akan terus melanjutkan usahanya, tak peduli apa pun yang terjadi. Namun Kerry menambahkan, ada batas yang diberikan pemerintah Obama, untuk mendorong pembicaraan kedua pihak. Jika pembicaraan gagal menurut Kerry, ini akan menjadi tragedi.