REPUBLIKA.CO.ID, Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon mengutuk keras kemelut di Republik Afrika Tengah, yang telah menewaskan ribuan orang dan memaksa jutaan lagi mengungsi.
"Saya sangat terganggu dengan kejahatan mengerikan terhadap warga di sana," kata Sekjen PBB pada Jumat dalam kunjungannya ke ibukota Ceko, Praha.
Ia berharap Uni Eropa, Uni Afrika dan PBB "bekerja sama untuk menciptakan keamanan dan stabilitas" di negara kaya emas dan berlian yang berpenduduk 4,6 juta jiwa itu.
Sekitar seperempat warga negara itu, menurut badan-badan PBB dan badan amal, terpaksa mengungsi dan ratusan ribu lainnya menghadapi ancaman kelaparan akibat konflik antara kelompok mayoritas Kristen dengan minoritas Muslim tersebut.
"Afrika Tengah merupakan salah satu prioritas utama saya (dan) akan tetap menjadi prioritas saya," kata Ban (69 tahun) yang menuju Rwanda pada Sabtu untuk menghadiri peringatan 20 tahun tragedi pembersihan suku.
Pada awal pekan ini, pernyataan mengenai Republik Afrika Tengah yang dirilis jurubicara Ban mengimbau agar dibuat daftar orang-orang yang "bertindak merusak kedamaian, stabilitas dan keamanan" seperti yang tertuang dalam resolusi Dewan Keamanan PBB yang diadopsi Desember 2013.
Pernyataan Ban pada Senin juga mengingatkan bahwa siapapun yang terlibat dalam menyebarkan kekerasan, baik secara langsung maupun tidak langsung "harus bertanggung jawab atas aksi mereka serta diseret ke pengadilan," demikian AFP.