REPUBLIKA.CO.ID, MANILA-- Pemerintah Filipina melancarkan pencarian luas dan blokade laut guna menemukan dan menyelamatkan kedua korban penculikan dari Sabah, Malaysia, awal pekan ini, kata seorang pejabat senior pemerintah, Sabtu.
Wakil Juru Bicara Presiden Abigail Valte, dengan mengutip laporan dari militer Filipina, mengatakan bahwa "upaya terbaik" terus dilakukan untuk mencari dan menyelamatkan warga negara Tiongkok yang berusia 29 tahun dan warga negara Filipina yang berumur 40 tahun.
Keduanya diculik oleh tujuh orang yang bersenjata lengkap dan diduga sebagai anggota kelompok Abu Sayyaf dari Tempat Pelancongan Singamata Reef di dekat Semporna, Sabah, Rabu larut malam (2/4). Wanita juru bicara itu mengatakan operasi dipusatkan pada daerah di Provinsi Pulau --Basilan, Sulu dan Tawi-Tawi-- di Filipina Selatan.
Jadi, Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) melakukan pencarian luas dan blokade laut untuk menemukan perahu yang dicurigai," kata Valte, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu malam.
Ia mengatakan satuan lain militer di Komando Mindanao Barat dan polisi lokal di beberapa daerah juga telah disiagakan.
Militer Filipina sebelumnya mengidentifikasi para penculik dari satuan Kelompok Abu Sayyaf di Tawi-Tawi, yang dipimpin oleh Murphy Ambang Ladia. Para tersangka tersebut dilaporkan menyerbu tempat pelancongan itu dan diperkirakan melarikan diri ke arah Filipina bersama korban mereka dengan menggunakan menggunakan perahu cepat berwarna putih.
Pada waktu lalu, para penjahat menculik wisatawan dan nelayan di daerah tersebut serta dilaporkan membawa mereka ke kepulauan di dekat Filipina.