Ahad 06 Apr 2014 17:11 WIB

Perdana Menteri Mali Mundur

Kaum pemberontak Tuareg.
Foto: AP/David Guttenfelder
Kaum pemberontak Tuareg.

REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Perdana menteri pertama pasca-perang Mali diganti hanya enam bulan memangku jabatan setelah ia mengumumkan pengunduran diri dari seluruh jabatan pemerintahnya, kata satu pernyataan kepresidenan, Sabtu.

Presiden Ibrahim Boubacar Keita mengangkat pakar ekonomi terkemuka Omar Tatam Ly sebagai perdana menterinya September ketika negara Afrika barat itu mulai membentuk pemerintah yang bertugas untuk menutup halaman kekacauan politik berbulan-bulan dan perang.

"Presiden republik itu...telah mengakhiri tugas-tugas Perdana Menteri Oumar Tatam Ly, menyetujui pengunduran diri pemerintah republik ini," kata satu pernyataan dari kantor Keita yang dibacakan di stasiun televisi pemerintah.

Keita mengangkat menteri perencanaan Moussa Mara, 39 tahun , 11 tahun lebih muda dari Ly-- untuk mengambil jabatan itu dan meminta dia membentuk satu pemerintah baru, kata pernyataan itu.

Pengumuman itu tidak merinci tentang alasan-alasan pengunduran diri pemerintah itu.

Ly, 50 tahun adalah teknokrat kawakan dan putra seorang penulis terkemuka, adalah seorang penasehat gubernur Bank Sentral Negara-Negara Afrika Barat (BCEAO), yang bermarkas di ibu kota Senegal, Dakar, sebelum diangkat menjadi perdana menteri.

Ia adalah putra novelis (almarhum) dan pegiat politik Ibrahim Ly, yang melarikan diri dari Mali setelah bebas dari penjara dan mengaku disiksa dalam pemerintah diktator militer Mali Moussa Traore.

Ibunya, Medina Tall Ly, menjadi duta besar semasa pemerintah Presiden Aoha Oumar Konare dalam sebagian besar tahun 1990-an.

Salah satu dari prioritasnya adalah memenuhi janji presiden itu ketika ia dilantik September untuk menyatukan Mali dan memberantas korupsi yang telah mewabah.

Keita meraih kemenangan besar dalam pemilihan presiden Agustus tahun lalu setelah melakukan satu kampanye yang dipusatkan pada hukum, ketertiban dan mengakhiri budaya bebas dari hukuman bagi para pejabat publik.

Ia terpilih dalam pemilihan presiden pertama sejak tahun 2007 dianggap sebagai penting bagi pencairan bantuan empat miliar dolar AS yang dijanjikan donor-donor internasional yang menghambat sumbangan itu setelah satu kudeta.

Para perwira militer marah atas tingkat dukungan yang mereka terima untuk memerangi satu pemberontakan separatis etnik Tuareg di di daerah utara gurun luas dengan menggulingkan pemerintah Presiden Amadou Toumani Toure pada 22 Maret 2012. Ia dipilih secara demokratis.

Setelah itu terjadi kekacauan, Tuareg merebut kekuasaan atas satu daerah lebih luas dari Prancis sebelum digulingkan oleh kelompok-kelompok yang punya hubungan dengan Al Qaida yang memberlakukan hukum Islam pada penduduk lokal dengan melakukan amputasi dan pengeksekusian.

Tindakan-tindakan mereka mendapat kecaman internasional dan memicu Prancis melancarkan serangan militer atas permintaan Mali Januari tahun lalu yang menggulingkan kelompok Islam itu.

Mara adalah salah seorang putra dari mantan tentara dan menteri kehakiman Joseph Mara, yang dipenjarakan selama lima tahun semasa pemerintah diktator Mousse Traore.

Aktif di Bamako dan kegiatan politik nasional sejak berusia 20 tahunan, Mara adalah seorang kandidat yang kalah dalam pemilihan presiden tahun lalu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement