REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan Indonesia dapat menjadi negara adidaya di bidang kebudayaan hingga mampu meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam berdiplomasi.
"Budaya merupakan salah satu alat dalam berdiplomasi dan Indonesia memiliki keragaman dan kekuatan budaya yang sangat potensial," ujarnya di sela-sela rangkaian peringatan Tahun Pertukaran Kebudayaan ASEAN-China di Beijing, Senin.
Namun, lanjut dia, kesadaran sebagai negara besar dengan keragaman dan kekuatan seni budaya yang besar belum sepenuhnya dimiliki oleh semua komponen bangsa Indonesia. "Karena itu, keragaman dan kekuatan potensi seni dan budaya Indonesia itu belum dimanfaatkan maksimal dalam segala aspek berbangsa dan bernegara, termasuk dalam berdiplomasi," tutur Wiendu.
Padahal, seni dan budaya merupakan salah satu alat ampuh untuk memperkuat hubungan antarmasyarakat (people to people) pada bangsa satu dengan lainnya, sehingga memperkokoh pula hubungan antarpemerintah (government to government).
"Hubungan antarmasyarakat kuat, maka hubungan antarpemerintah semakin kokoh, dan posisi tawar kita dalam berdiplomasi dengan seluruh negara akan semakin kuat pula,? kata Wiendu menegaskan.
Terkait ikhtiar menjadikan Indonesia sebagai negara adidaya dalam bidang kebudayaan, pemerintah telah melakukan penataan terhadap penguataan potensi budaya dalam berdiplomasi baik secara institusi, regulasi, sarana prasarana dan sumber daya manusia.
"Secara institusi kami telah memiliki direktorat diplomasi budaya sejak tiga tahun lalu di Kemendikbud, secara regulasi kita sedang siapkan UU Kebudayaan, dan untuk sarana prasarana kita juga telah merencanakan untuk mendirikan rumah Indonesia di sepuluh negara secara bertahap, begitu pun dengan kualitas sumber daya manusianya," ungkap Wiendu.
Dengan begitu, lanjut dia, keragaman serta kekuatan budaya Indonesia dapat dimaksimalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk dalam berdiplomasi.