Selasa 08 Apr 2014 09:56 WIB

Inggris Panggil Dubes Myanmar Soal Negara Bagian Rakhine

Pengungsi etnis Rohingya di kamp pengungsi Baw Pha Du di Sittwe, Negara Bagian Rakhine, Myanmar, Rabu, (1/8).
Foto: AP/Khin Maung Win
Pengungsi etnis Rohingya di kamp pengungsi Baw Pha Du di Sittwe, Negara Bagian Rakhine, Myanmar, Rabu, (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris Senin (7/4) kemarin memanggil Duta Besar Myanmar untuk mengimbau negara Asia Tenggara itu membuka kemungkinan lembaga-lembaga bantuan melanjutkan kerja mereka di negara bagian Rakhine yang dilanda kekerasan.

Badan-badan bantuan dipaksa untuk menghentikan operasi mereka di Rakhine bulan lalu ketika ratusan etnis Buddha Rakhine menghancurkan rumah-rumah staf, kantor-kantor dan gudang-gudang serta kapal-kapal yang digunakan untuk transportasi bahan persediaan.

Bagian-bagian dari komunitas etnis Buddha Rakhine telah menuduh kelompok-kelompok bantuan terutama orang-orang Muslim Rohingya, yang membuat sebagian besar korban etnis dan kerusuhan keagamaan yang mengakibatkan lebih dari 140 ribu orang terlantar sejak Juni 2012.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan menteri junior yang bertanggung jawab untuk Asia Hugo Swire telah memanggil duta besar Myanmar, yang juga dikenal sebagai Burma. "Kami terus prihatin dengan situasi Rohingya di negara bagian Rakhine," kata juru bicara tersebut.

"(Swire) meminta pemerintah Burma untuk segera mengembalikan semua akses kemanusiaan kepada masyarakat yang membutuhkan, dan untuk menjamin keamanan pekerja bantuan kemanusiaan serta semua masyarakat di negara bagian Rakhine," ujarnya.

Swire mengatakan di Twitter bahwa Inggris juga sangat khawatir mengenai pelaksanaan sensus yang direncanakan di Myanmar.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement