REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Usai dihebohkan dengan berbagai isu ketidaksiapan Rio De Janeiro dalam mempersiapkan fasilitas Piala Dunia 2014, kini ibu kota Brasil itu kembali menghadapi masalah serupa sebagai tuan rumah Olimpiade 2016.
Akhir pekan lalu, pekerja konstruksi Rio Olympic Park terlibat bentrok dengan petugas keamanan setempat. Meski demikian, tidak ada laporan korban yang meninggal atau luka.
Juru bicara konsorsium kontraktor Olimpiade 2016 Brasil, Rio Mais mengatakan mereka sedang menyelidik kasus bentrok itu.
Pemogokan dan bentrokan ini melibatkan dua ribu pekerja dan sudah dimulai sejak Kamis pekan lalu. Serikat pekerja menilai pihak konsorsium telah mengambil keuntungan pribadi dari kondisi kerja yang padat.
Pekan ini, Komite Olimpiade Internasional (IOC) akan datang melakukan pertemuan di Turkish Mediterranean resort, Belek. Pemogokan kerja ini disinyalir untuk menarik perhatian dari IOC juga.
"Rio tidak memiliki hari untuk kalah (sebagai tuan rumah penyelenggara)," ujar Presiden IC, Thomas Bach, dilansir dari the Guardian, Selasa (8/4).
Pemogokan kerja ini menambah daftar keburukan Brasil dalam mempersiapkan even berskala global. Beberapa pihak mengkhawatirkan penundaan kronis ini akan menghadapi hal serupa seperti Piala Dunia mendatang.
Risiko lainnya adalah terjadinya pencemaran air yang parah di Teluk Guanabara, tempat untuk berlayar pada acara Olimpiade.
Berkembang kekhawatiran risiko kesehatan atlet jika air tidak bersih dan aman. Brasil akan menghabiskan uang hingga 15 miliar dolar AS untuk Olimpiade 2016 dari gabungan uang APBN dan swasta.