REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, Senin (7/4) waktu setempat, mengutuk keras pembunuhan berdarah dingin dua rekan yang bekerja untuk Kantor PBB mengenai Narkotika dan Kejahatan (UNODC) di Bandar Udara Galkayo di Puntland, Somalia.
Ban meminta penyelidikan penuh untuk menyeret para pelakunya ke pengadilan. Sekretaris Jenderal PBB tersebut, dalam satu pernyataan yang dikeluarkan di Markas PBB oleh juru bicaranya, menyampaikan belasungkawa yang paling dalam kepada keluarga, teman dan rekan korban.
Pemimpin PBB itu mendesak lembaga terkait untuk sepenuhnya menyelidiki kejahatan tersebut dan menyeret para pelakunya ke pengadilan tanpa ditunda-tunda lagi.
Ia juga menyampaikan penghargaan kepada semua staf PBB di Somalia atas dedikasi mereka yang berlanjut dalam kondisi sulit.
"PBB tetap bertekad untuk mendukung rakyat dan Pemerintah Federal Somalia dalam upaya mereka memperkokoh perdamaian, keamanan dan peraturan hukum di negeri itu," kata pernyataan tersebut sebagaimana dikutip Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Selasa.
''Kedua orang asing itu yang bekerja untuk lembaga anti-narkotika PBB dan kewarganegaraannya belum diketahui dibunuh di bandar udara pada Senin (7/4), ketika seseorang yang berseragam polisi menembak mereka,'' kata Mohamed Ali, seorang perwira polisi lokal, kepada Xinhua.