REPUBLIKA.CO.ID, DONETSK -- Ukraina terancam perpecahan ketika kelompok garis keras pro-Rusia yang menduduki kantor-kantor pemerintah di kota Donetsk, Ukraina timur, mengumumkan kemerdekaan. Mereka berikrar akan memutuskan bergabung dengan Rusia.

Para aktivis mengumumkan pembentukan satu "Republik Rakyat" dan menyerukan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengirim satu kontingen pasukan pemelihara perdamaian tentara Rusia untuk mendukung mereka.

Ukraina menuduh Rusia menggerakkan aksi kekerasan. Sementara, Washington menanggapi tindakan itu dengan menyerukan Moskow menghentikan usaha-usaha untuk mengacaukan Ukraina dan akan memberikan sanksi-sanksi.

Tetapi, Moskow menolak tuduhan-tuduhan itu. Rusia menyebut kejadian terbaru itu satu tanda bagi para pemimpin Kiev bahwa dukungan Barat tidak pantas dan tidak sah.

Ikuti Whatsapp Channel Republika