REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, menuduh agen Rusia dan pasukan khusus Rusia dibalik kisruh yang terjadi di timur Ukraina. Menurutnya, langkah ini dilakukan untuk mempersiapkan langkah militer seperti yang telah dilakukan di Crimea.
Dilansir dari Reuters, para demonstran yang bersenjata masih menduduki gedung pemerintahan Ukraina di dua kota yang mayoritas penduduknya etnis Rusia. Meskipun begitu aparat kepolisian berhasil mengakhiri pendudukan di kota ketiga dalam sebuah operasi.
Aparat keamanan Ukraina menyebutkan para separatis telah menduduki markas keamanan di Luhansk dan telah menaruh sejumlah bom di gedung tersebut serta menyandera 60 orang. Namun, para aktivis membantah memiliki bahan peledak serta menyandera puluhan orang.
Mereka hanya menegaskan telah menguasai gudang persenjataan di markas tersebut. Pemerintah Ukraina pun mengatakan mereka telah menduduki gedung tersebut sejak Minggu. Langkah itu dinilai dilakukan oleh Rusia untuk memecah negara tersebut.
Kerry pun mengkhawatirkan Moscow akan mengulangi tindakannya seperti di Crimea. "Sangat jelas pasukan Rusia dan agennya dibalik kekerasan ini," kata Washington.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, membantah tuduhan Barat telah meningkatkan ketegangan di Ukraina.