REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menlu AS John Kerry mengatakan kepada para senator Amerika, Selasa (8/4) bahwa Rusia sengaja menghasut kerusuhan separatis di Ukraina timur. Menurut Kerry, krisis itu adalah “krisis yang dibuat-buat” untuk membenarkan intervensi militer.
Kerry, seperti dilansir VOA, Rabu (9/4), mengatakan kepada komite Hubungan Luar Negeri Senat, bahwa keterlibatan Rusia dalam kerusuhan pro-Rusia di paling sedikit tiga kota Ukraina “sangat jelas dan tidak bisa disangkal”.
Ia mengatakan Presiden Amerika Barack Obama sedang mempersiapkan serangkaian sanksi yang lebih keras terhadap Rusia jika Rusia meneruskan upayanya untuk mendestabilisasikan Ukraina.
Kerry mengatakan Rusia punya pilihan untuk bekerja sama dengan komunitas internasional dengan cara-cara, yang memungkinkan Ukraina menjadi jembatan antara Timur dan Barat atau menghadapi isolasi yang lebih luas dan menanggung akibat dari tindakannya.
Hari Selasa Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov juga mengatakan kepada wartawan di Rusia bahwa bagian-bagian barat daya Ukraina seharusnya diikut sertakan dalam perundingan mengenai masa depan negara itu. Ia mengatakan Rusia ingin melihat kawasan itu yang umumnya berbahasa Rusia diwakili dalam perundingan multilateral.
Hari Selasa, kementrian luar negeri Rusia menghimbau Ukraina untuk menghentikan apa yang dikatakannya persiapan militer di bagian barat daya yang bisa mengarah pada perang saudara.
Di Paris, pimpinan NATO Anders Fogh Rasmussen memperingatkan bahwa intervensi Rusia lebih jauh di Ukraina bisa menjadi sebuah “kesalahan sejarah” yang akan semakin mengisolasi Rusia dari Dunia. Sebaliknya katanya Rusia bisa menarik mundur pasukannya, memenuhi komitmen internasionalnya dan terlibat dalam dialog yang konstruktif dengan Ukraina.