Rabu 09 Apr 2014 17:16 WIB

Dalih Tangani Terorisme, Muslim Nigeria Jadi Korban

Muslim Nigeria
Muslim Nigeria

REPUBLIKA.CO.ID,  ABUJA -- Komunitas Muslim Nigeria menuduh militer mengorbankan Muslim atas nama kontra-terorisme. Tuduhan itu dipaparkan Jama'atu Nasril Islam (JNI), kelompok induk dari organisasi Muslim.

"Dimensi dari pembunuhan para warga Muslim tanpa dihukum oleh militer didasarkan pada satu dugaan yang tidak benar," katanya dalam satu pernyataan yang ditandatangani oleh sekjennya, Khalid Aliyu.

Pemerintah mengatakan "sejumlah" suku Fulani, satu kelompok etnik yang beragama Islam terdiri atas para pengembala ternak, tewas ketika pasukan berusaha melucuti senjata-senjata penduduk lokal dan memaksa satu perjanjian perdamaian.

JNI mengatakan 15 orang tewas dan menambahkan insiden itu adalah contoh terbaru yang direkayasa negara bagian itu bagi aksi kekerasan di mana "para warga Muslim yang tidak bersalah dibunuh tanpa belas kashian". Kekerasan antara suku Fulani dan para petani sering terjadi di Nigeria tengah.

Kekerasan itu, yang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang sejak tahun 1992, kata Human Rigths Watch berasal dari sengjeta mengenai hak pengembalaan ternak juga menyangkut etnik dan agama.

Juru bicara depertemen pertahahan Chris Olukolade menolak tuduhan JNI itu sebagai "bohong dan menghasut". "Militer Nigeria dan badan-badan keamanan lainnya tidak memiliki kebijakan, agenda atau rencana-rencana untuk melakikan pembunuhan atau pembunuhan tanpa hukum yang dipatuhi warga," katanya dalam satu pernyataan di surat elektronik.

Militer sebelumnya membantah pernyataan Amnesti Internasional bahwa pasukan telah mengeksekusi ratusan angota kelompok garis keras Boko Haram setelah pembolan satu penjara di kota Maiduguri, Nigeria timur laut pada 14 Maret.

JNI, dipimpin oleh pemimpin Muslim Nigeria, Sultan Sokoto, juga mengacu pada insiden itu, menyebutnya sebagai "menyakitkan dan tidak dapat diterima", menanyakan apakah Nigeria memiliki "satu agenda besar" terhadap warga Muslim.

Pemimpin Muslim, termasuk Aliyu dari JNI, Februari menyatakan kekhawatiran mereka atas masalah agama setelah satu gelombang penahan massal warga Muslim di Nigeria selatan atas tuduhan punya hubungan dengan Boko Haram.

Aliyu mengemukakan kepada AFP saat itu bahwa tindakan penahanan itu dapat mengakibatkan perang saudara jika pihaknya memutuskan untuk melakukan pembalasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement