Rabu 09 Apr 2014 17:18 WIB

Sutradara Film Desak Menlu Julie Bishop Lakukan Intervensi

ABC News (Australian Broadcasting Corporation) logo
Foto: abc.net.au
ABC News (Australian Broadcasting Corporation) logo

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Sutradara film di Australia, James Ricketson mengaku dia telah meminta bantuan kepada Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop untuk  bisa mendapatkan MOU kerja sama Citipointe. Permintaan itu dilakukan Ricketson sebagai upaya pembelaan dirinya dalam kasus pencemaran nama baik.

Ricketson ditahan dua tahun oleh pihak pengadilan dengan tudingan pencemaran nama baik panti asuhan bagi anak perempuan yang berbasis di Phnom Penh. "Saya meminta mereka mendesak pihak gereja Citipointe untuk menunjukan dokumen MOU itu,’ tegasnya, belum lama ini.

"Jika memang dokumen itu ada dan memberikan mereka kewenangan untuk memindahkan seorang anak pada Juli 2008 dan mengasuh mereka diluar kehendak orang tua kedua anak tersebut katakanlah sebelum November, maka sudah jelas tudingan saya salah,” kata Ricketson.

Gereja Citipointer terus memperpanjang kewenangannya untuk mengasuh anak-anak kamboja, meskipun orang tua anak-anak tersebut tidak bersedia.

Dalam emailnya Pastor Brian Mulheran  menulis : "ABC sangat memahami Kementerian urusan sosial, veteran dan kepemudaan dibawah sekretaris negara Ranin menegaskan kalau panti asuhan kami mengasuh seluruh anak di lembaga kami sesuai ketentuan hukum. Pernyataan itu dimuat di media Phnom Penh Post."

Citipointe telah mengembalikan 29 orang anak asuhannya ke keluarga Kamboja sejak tahun 2009 dan berharap dapat segera mempersatukan kembali Chanti dengan kedua anaknya.

Citipointe menolak diwawancarai oleh ABC.

Dalam pernyataannya, Pastor Mulheran mengatakan “Kami sangat sedih harus menggugat hukum seseorang yang berusaha  hanya untuk mengembalikan anak-anak yang telah kami asuh secara baik kembali berkumpul dengan  keluarganya. Namun karena tidak tersedia pilihan lain untuk menghadapi Ricketson kami terpaksa menggugat Ricketson dalam kasus ini. “

Namun demikian Tara Winkler, warga Australia yang juga mengelola panti asuhan di Kamboja menilai kasus ini sangat disayangkan.

Menurut Winkler tempat terbaik bagi anak untuk tumbuh dan berkembang adalah bersama keluarganya.

Ia juga menilai lembaga amal harus menghentikan sikap mereka yang memisahkan anak dari keluarganya, betapapun miskinnya keluarga tersebut.

"Tempat terbaik bagi anak adalah selalu bersama keluarganya. Meskipun panti asuhan berusaha melakukan hal-hal yang baik untuk anak-anak asuhnya, tapi tidak ada yang bisa menggantikan peran keluarga,” kata perempuan penerima penghargaan Australian of the year ini.

sumber : abc, radio australia
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement