Kamis 10 Apr 2014 20:52 WIB

Universitas Melbourne dan Beijing Kerja Sama Tangani Penyakit Mental

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE  -- Program kemitraan antara Universitas Melbourne dan Universitas Beijing, Cina sejak dalam penanganan kesehatan mental mulai membuahkan hasil. Penanganan khusus terhadap skizofrenia, depresi dan bipolar termasuk di antara isu-isu kesehatan mental yang akan ditangani pusat riset dan pelatihan baru yang berbasis di kedua universitas tersebut.

Gangguan mental mencakup 13 persen dari penyakit-penyakit dunia. Data  statistiknya di China khususnya lebih parah lagi, dimana hampir 200 juta orang menderita penyakit mental, tapi lebih dari 90 persen tidak pernah mendapat perawatan.

 
Namun menurut Profesor Ian Everall, Ketua Departemen Ilmu Jiwa di Universitas Melbourne, keadaannya mulai membaik dalam 10 tahun terakhir sejak kemitraan antara kedua universitas dimulai.
 
Pusat Riset dan Pelatihan Kejiwaan Universitas Melbourne-Universitas Beijing  yang diluncurkan belum lama ini, akan melibatkan pakar-pakar tingkat dunia dari kedua institusi untuk meneliti semua aspek kesehatan mental dari skizofrenia  sampai depresi.
 
Menurut Prof Everall, besarnya angka penderita penyakit mental ini di China disebabkan karena di masa lalu utamanya ketika terjadi revolusi kebudayaan antara tahun 1960-an sampai tahun 1970-an, penderita penyakit mental ini tidak mendapatkan penanganan serius.
 
"Sekarang bekerja sama dengan Universitas Beijing kami akan membuat fasilitas penanganan kesehatan mental sebagai bagian dari pelayanan kesehatan utama." kata Prof Everall, baru-baru ini.
 
Dalam wawancara dengan Radio Australia, Prof Everall mengatakan bahwa sama seperti juga di banyak negara lain, stigma soal penyakit mental masih sangat kental di masyarakat sehingga banyak penderita ataupun keluarga mereka tidak mau mengakui ataupun mencari pengobatan bagi keluarga mereka yang menderita penyakit mental.
 
"Oleh karenanya, sekarang kita juga melakukan penyuluhan bagi keluarga dimana anggota keluarga yang memiliki penyakit mental diikat di dalam rumah atau disembunyikan, dan sebenarnya mereka kesulitan dalam menangani mereka. Sekarang kita mendorong mereka untuk dibawa ke rumah sakit agar ditangani." kata Prof Everall.
   
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement