REPUBLIKA.CO.ID, BETLEHEM -- Sekelompok umat Kristen dari Yerusalem Timur menyatakan bahwa pembatasan Israel terhadap mobilitas warga Palestina mengakibatkan pelanggaran kebebasan beragama.
''Pernyataan yang ditandatangani pada Ahad (6/4) oleh Organisasi Kristen Palestina di Yerusalem Timur itu mengeluhkan bahwa orang-orang Kristen sering ditolak masuk ke Gereja Makam Suci selama liburan Paskah,'' sebut laporan Maan News yang dikutip MINA.
Pada setiap Paskah, pos-pos pemeriksaan yang didirikan di gerbang dan gang itu mencegah jamaah bebas masuk ke Via Dolorosa, Gereja Makam Suci, dan sekitar Christian Quarter.
Pernyataan itu menuding pembatasan Israel terhadap warga Kristen Palestina adalah bagian dari strategi yang lebih besar dari Yahudisasi di Yerusalem.
"Langkah-langkah pembatasan merupakan pelanggaran berat atas kebebasan beribadah dan sejumlah diskriminasi terhadap umat Kristen. Itu tearjadi karena otoritas pendudukan ingin meniadakan keberadaan Kristen dan menciptakan kesan sebuah kota Yahudi,'' sebutnya.
Catatan pernyataan itu menyebutkan Kristen dan Muslim seringkali tidak bisa beribadah dengan bebas selama hari libur keagamaan karena tindakan Israel.