Jumat 11 Apr 2014 08:37 WIB

Ketika Putin Dianggap Sebagai Utusan Tuhan Melawan Barat

Vladimir Putin
Foto: Reuters
Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin berhasil menganeksasi Crimea menjadi bagian dari Rusia.

Banyak yang beranggapan Putin telah mengoreksi kesalahan sejarah saat Uni Soviet menyerahkan Crimea menjadi bagian Ukraina, walaupun ini tidak termasuk mengoreksi nasib warga Tatar pribumi Crimea yang dirampas harta bendanya dan dibuang ke Uzbekistan.

Tapi ada juga yang melihatnya sebagai taktik Rusia untuk mempunyai akses pertahanan yang lebih luas di Laut Hitam.

The Wire, Jumat (11/4) melaporkan bahwa kelicikan Putin itu sebenarnya berhubungan dengan penguasaan sumber daya minyak dan gas di Eropa.

Ada pendapat lebih aneh lagi. Disebut bahwa Vladimir Putin adalah utusan Tuhan di bumi dalam melawan hedonisme Barat.

Pendapat ini muncul dari tulisan Pat Buchanan mantan calon presiden dari Partai Republik Amerika Serikat.

Tak tanggung-tanggung, Buchanan mengakui Moskow adalah 'Roma Ketiga' atau Third Rome yang sebenarnya.

Istilah Roma Ketiga adalah pengakuan bahwa negara atau kota yang bersangkutan adalah keturunan yang sah Romawi, sebagai Roma Pertama dan Bizantium di Konstantinopel sebagai Roma Kedua.

Berbagai negara saat ini di Eropa  berebutan mengklaim negara merekalah penerus sejati Romawi tapi hanya ada tiga kontestan yang paling layak yakni Moskow, Vatikan dan Istanbul.

Bila dilihat dari garis silsilah darah dan letak geografis Konstantinopel, adalah Turki yang paling berhak mendapat gelar Roma Ketiga.

Saat Utsmaniyah menguasai Konstantinopel, dia tidak hanya menjadi Khalifah kalangan Muslim, tapi juga untuk Kristen dan Yahudi yang diakui sebagai agama resmi di Kekhalifahan Utsmaniyah.

Pat Buchanan mendukung Rusia soal ini dan ia melihat saat ini Tuhan berada di pihak Rusia.

"Putin sedang membentuk sebuah keluarga di masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kekristenan," tulisnya dalam sebuah artikelnya dikutip dari Mail Online (5/4).

Dia menambahkan bahwa tindakan Putin, sebagai penganut Kristen Ortodoks, saat ini  senilai dengan kritikan pemimpin tertinggi Kristen Katolik Paus John Paul II dua puluh tahun yang lalu saat mengkritisi dekadensi moral di peradaban Barat.

"Banyak negara di Euro-Atlantik telah melenceng dari akar, nilai-nilai kekristenan," tulisnya mengutip sebuah pidato Putin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement