REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Krisis Ukraina menjadi momen pemanjatan doa bersama antar sekte (interdenominasi) di seluruh negara, kata seorang Pendeta Baptis Evangelis yang menerima undangan hari kesedihan nasional di Kiev.
Kalangan Kristen Ukraina percaya bahwa Tuhan mampu melindungi bangsanya dari kendali Rusia pasca tumbangnya Presiden Viktor Yanukovych Februari lalu, kata Michael Gott, yang telah menjadi pendeta di Ukraina selama 40 tahun dikutip dari Baptist Press.
"Gereja-gereja, Gereja Ortodoks, Gereja Katolik, kaum evangelis, kaum Baptis dan Pentakosta saat ini sedang berdoa, meminta Tuhan untuk ikut campur dalam sejarah bangsa- dan dalam suasana keputusasaan yang kudus (holy desperation)," kata Gott, Kamis (10/4).
"Mereka berdoa, 'Tuhan jika Anda tidak membantu kami.. Kami menghadapi keruntuhan seluruh bangsa kami."
Pendeta Amerika Serikat yang berasal dari Texas ini mengatakan tidak menduga akibat yang terjadi setelah revolusi Ukraina.
"Apa yang diakibatkan [revolusi] adalah sesuatu yang luar biasa," kata Gott
Gott akan menghadiri doa bersama pada 27 April untuk mengenang tewasnya 100 orang yang terbunuh saat Presiden pro-Rusia dilengserkan.
Namun tidak disebutkan apakah doa tersebut mencakup korban demonstran pro Rusia yang tewas pada momen berikutnya.
Dia menjelaskan, doa bersama itu diinisiasi oleh Gereja Baptis yang berinduk ke Amerika Serikat. Gereja Baptis dianggap masuk dalam kelompok Protestan.
"Undangan datang dari kami dari Gereja Baptis Ukraina," lanjutnya.
"Perjalanan [menuju Ukraina] dapat ditunda jika iklim politik berubah di Kiev dan Ukraina barat."