REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Strategi Presiden Vladimir Putin dalam menganeksasi Crimea dan menciptakan krisis di Ukraina timur dinilai lebih sebagai sebuah 'misi rahasia' dibandingkan strategi militer konvensional
Sebagai mantan agen rahasia Uni Soviet (KGB), Putin dinilai sangat mengerti dengan taktik yang pernah diterapkan Amerika Serikat di era Ronald Reagan.
Saat itu AS sangat hobi melancarkan misi rahasia menghancurkan Uni Soviet dengan menciptakan krisis dan destabilisasi di Afghanistan, Nicaragua, Angola, Polandia dan akhirnya Eropa Timur.
Penulis kolom David Ignatius di oregonlive.com dalam artikel 'Vladimir Putin's borrowed playbook: David Ignatius' menjelaskan hal itu, Kamis (10/4).
"Itu merupakan strategi licik AS saat itu, mendorong Uni Soiet yang terluka dan secara oportunis mengeksploitasi penderitaan lokal, sedapat mungkin. Dan itu lah kecerdikan Rusia sekarang, mendapatkan hasil yang maksimun dengan biaya yang sedikit," tulisnya.
Untuk memperkuat argumennya, dia mengutip pernyataan John Maguire, seorang pejabat paramiliter misi rahasia Badan Intelijen AS (CIA), yang pernah terjun di Nicaragua dan kemudian di Timur Tengah.
"Pada akhirnya, Putin adalah pejabat 'case officer' [pejabat operasi intelijen]," katanya mengutip Maguire.
"Dia menyaksikan apa yang kami [AS] lakukan tahun 1980, dan dia saat ini memainkan itu lagi kepada kami."